dia meminta perusahaan BUMN agar mencari kesempatan dibalik tantangan pandemi tersebut.
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Alex Denni meminta perusahaan BUMN agar menjadi model dalam membantu negara keluar dari krisis akibat pandemi COVID-19.

"Perusahaan BUMN bisa menjadi model untuk membantu negara keluar dari krisis ini, karena lebih dari sepertiga kegiatan ekonomi negara ada di BUMN," ujar Alex dalam webinar "How to Maintain Organization Effectiveness During the Pandemic of COVID-19" yang diselenggarakan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) di Jakarta, Rabu.

Alex mengatakan bahwa BUMN telah menunjukkan respon yang baik dalam pengelolaan perusahaan pada saat era tatanan normal baru.

"Maka optimisme ini bisa ditularkan kepada bangsa," terang dia.

Baca juga: Kementerian: Normal baru menuntut BUMN kreatif dan inovatif

Saat ini kementerian BUMN sedang menginventarisasi semua perimeter yang dimiliki oleh perusahaan BUMN di Tanah Air. Misalnya, BRI yang miliki ribuan unit hingga ke pelosok, belum lagi PLN dan Pertamina.

"Kalau dijumlah totalnya ada ratusan ribu atau bahkan jutaan perimeter. Kalau protokol kesehatan berjalan dengan baik di semua perimeter ini, mudah-mudahan dapat menjadi contoh yang baik terhadap proteksi manusia, bisnis, dan juga bangsa," tambah dia.

Dalam kesempatan itu Alex menjelaskan bahwa BUMN sudah memiliki protokol untuk menjalankan bisnis agar lebih aman di tengah pandemi COVID-19.

"Tugas kita tidak hanya berhenti pada proteksi manusia, tapi juga melakukan "recovery". Banyak perusahaan yang terkena dampak negatif COVID-19 maupun dampak positif. Tergantung pada karakter masing-masing perusahaan," jelas dia.

Meski demikian, dia meminta perusahaan BUMN agar mencari kesempatan dibalik tantangan pandemi tersebut.

Baca juga: Kementerian BUMN sebut normal baru butuhkan ide baru

Menurutnya, webinar yang mempersatukan perusahaan BUMN tersebut sangat tepat untuk saling berbagi praktik baik pengelolaan perusahaan.

"Banyak perusahaan yang pada saat krisis memotong anggaran kegiatan yang bersifat pembelajaran. Anggaran yang pertama kali dipotong adalah anggaran pembelajaran. Namun saya meminta agar kawan-kawan meningkatkan pembelajaran. Pembelajaran pada era sekarang tidak lagi mahal dan anggaran tidak lagi menjadi kendala, karena banyak perusahaan BUMN lain yang kelebihan anggaran," pesannya.

Dia menambahkan angka kematian karyawan pada 102 perusahaan BUMN setiap tahun terus naik. Namun pada tahun ini hingga Mei pada angka 0,1 persen.

"Kalau data ini disetahunkan maka akan didapat angka 0,2 persen lebih sedikit. Ini unik karena di tengah pandemi yang mengkhawatirkan kesehatan, begitu direspon dengan baik dengan protokol kesehatan justru turun. Nanti kita minta data-data kesehatan, baik itu biaya rawat inap, biaya kesehatan dan lainnya, sehingga bisa menjadi model untuk membantu bangsa keluar dari krisis," harap dia.

Baca juga: DPR apresiasi kesiapan Kementerian BUMN terkait normal baru

Pewarta: Indriani
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020