Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri menolak menjelaskan mengenai dugaan tewasnya gembong teroris Noordin M Top pada penyergapan terhadap sejumlah orang yang diduga teroris di sebuah rumah di Solo, Jawa Tengah.

Usai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta Kamis siang, Kapolri hanya menyebutkan kata "Iya, iya, iya," tanpa mau menjelaskan lebih jauh ketika ditanya wartawan apakah kedatangannya menemui Presiden untuk melaporkan tewasnya Noordin M Top.

"Iya, iya, iya," kata Kapolri sambil tersenyum dan mengacungkan kedua jempol tangannya lalu berjalan cepat memasuki mobil yang sudah disiapkan.

Kapolri menemui Presiden hanya sekitar satu jam setelah sebelumnya, bersama Panglima TNI Jendral Djoko Santoso melihat langsung empat jenasah korban penyergapan di Solo tersebut di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sampai saat ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi tentang penyergapan yang disertai tembakan dan ledakan itu dan mengakibatkan empat orang meninggal serta tiga orang ditangkap hidup-hidup.

Penyergapan itu dilakukan aparat Densus 88 Antiteror Polri sejak Rabu (16/9) malam hingga Kamis pagi.

Satu jenazah ditemukan dalam keadaan hancur di rumah yang berlokasi di Kampung Kepuh Sari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, tersebut yang diduga akibat ledakan bom.

Di dalam rumah tersebut, polisi juga menemukan berkarung-karung bahan peledak serta senjata api.

Beberapa sumber menyebutkan, satu di antara empat jenazah itu diduga adalah gembong teroris yang paling dicari selama ini yaitu Noordin M Top.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009