Cilegon (ANTARA News) - Meningkatnya kedatangan para pemudik di Pelabuhan Penyeberangan Merak Cilegon Banten, mengakibatkan terjadinya antrian panjang para penumpang yang akan mudik lebaran ke arah Sumatra di depan tiga loket tiket hingga ruang tunggu Jumat.

Padatnya penumpang memaksa PT Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, menambah dua loket tiket. Data jumlah penumpang pada H-4 (Kamis 17/9) keseluruhan jumlah penumpang tercatat 83.864 orang, terdiri dari penumpang pejalan kaki sebanyak 23.074 orang dan penumpang dalam kendaraan sebanyak 60.790 orang dan jumlah seluruh kendaraan sebanyak 15.366.

Pemantauan ANTARA, sejak Kamis malam hingga Jumat dinihari para pemudik mulai berdatangan dari arah Terminal Terpadu Merak harus antri di lima loket tempat pembelian tiket yang telah disediakan.

Intensitas kedatangan penumpang yang sangat tinggi, mengakibatkan terjadinya kepadatan penumpang hingga ke areal tunggu penumpang.

"Sudah tiga jam saya menunngu akhirnya sampe juga untuk membeli tiket," kata Sumarni (35) asal Bekasi yang akan mudik ke Lampung.

Padatnya penumpang membuat pihak keamanan membuat batas antara ruang tunggu dengan loket penjualan tiket yang jaraknya sekitar seratus meter.

Kondisi berdesakan saat menunggu giliran membeli tiket mengakibatkan banyak pemudik terutama wanita dan anak anak kelelahan.

Seorang ibu yang menggendong bayinya terpaksa ditarik dari kerumunan penumpang karena kondisinya sudah mengkhwatirkan, akibat kepanasan anak yang digendongnnya beberapa kali muntah

Tidak ada petugas medis yang mengawasi kerumunan ribuan pemudik, dari tempat tunggu penumpang pos kesehatan jaraknya hanya sekitar 50 meter, tetapi petugas medis hanya berjaga jaga di pos kesehatan masing masing.

Tidak ada tempat istirahat yang memadai bagi para pmudik, mereka hanya disuguhi hiburan orkes tunggal sebagai pelepas lelah.

Sementar salah seorang petugas dari PMI Cilegon menjelaskan tugasnya hanya mengawasi di sekitar loket pembelian tiket.

"Di tempat tunggu itu kan ada juga pos kesehatan lain," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009