Washington (ANTARA News/AFP) - Senator utama Amerika Serikat menyatakan ikut dalam keprihatinan, yang semakin meningkat, rakyat negaranya, Afganistan dan di antara sekutu utama negara adidaya itu bahwa perang tersebut berjalan keluar jalur.

"Mereka ingin penjelasan lebih jernih atas tujuan dan rencana kita. Begitu juga saya," kata Senator Demokrat John Kerry, yang mengetuai Panitia Hubungan Luar Negeri Senat.

"Bukan jumlah uang, bukan tambahan tentara dan bukan hitungan canggih yang berarti jika tugas ini gagal," katanya.

Presiden Barack Obama pada Rabu memperingatkan tidak akan membuat keputusan "segera" atas tambahan tentara untuk Afganistan sehari setelah perwira tertinggi tentara Amerika Serikat menyatakan kemungkinan diperlukan tambahan tentara Amerika Serikat.

Saat semakin banyak orang Amerika Serikat tidak menyukai perang delapan tahun itu, bahkan ketika harapan meningkat pada peran lebih dalam Amerika Serikat dalam kemelut tersebut, Obama menjanjikan tinjauan seksama siasat sebelum mengambil keputusan hidup dan mati.

"Kebulatan tekad saya ialah membetulkan ini. Saya akan mengambil langkah benar dalam membuat keputusan itu," kata Obama setelah perundingan di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper.

Kerry mengatakan, "Pada ahirnya, kita mungkin memutuskan mengirim lebih banyak tentara ke Afganistan, tapi terlebih dulu harus diyakinkan kepada rakyat Amerika Serikat bahwa itu berbeda."

Tokoh utama Republiken, Richard Lugar, juga menyuarakan keprihatinan tentang kekurangan penggalangan warga dengan tentara untuk membangun kembali negara terkoyak perang tersebut.

"Afganistan adalah pengutamaan presiden kita, yang sudah dikenali. Pada pertempuran inilah kita harus menyediakan sumber daya dan ketrampilan warga untuk melengkapi tentara kita, apa pun keputusan tentara," katanya.

Dukungan di Amerika Serikat untuk perang di Afganistan mencapai dasar baru, kata jajak pendapat disiarkan pada Selasa.

Jajak pendapat Penelitian Pendapat CNN menunjukkan tingkat tentangan pada kemelut delapan tahun itu, dengan 58 persen petanggap mengatakan menentang perang itu, sementara 39 persen mendukung.

Jajak pendapat itu melibatkan 1.012 orang Amerika Serikat pada 11-13 September dan memunyai tingkat kesalahan tiga persen.

Jajak pendapat sebelumnya CNN, yang disiarkan pada dua pekan lalu menunjukkan 57 persen dari orang Amerika Serikat menentang perang di Afganistan.

Pada Juli, 54 persen dari yang ditanya mengatakan menentang perang itu, sudah dengan tajam naik dari 46 persen pada April.

Pada dua tahun lalu, warga Amerika Serikat lebih merata terbagi mengenai perang itu, dengan 50 persen mendukung dan 48 persen menentang, kata jajak pendapat jaringan berita CNN.

Amerika Serikat saat ini menempatkan 62.000 tentara di Afganistan dan diperkirakan bertambah menjadi 68.000 pada ahir 2009.

Terdapat sekitar 32.000 tentara Amerika Serikat di negara terkoyak perang itu pada awal tahun ini.

Terdapat sekitar 100.000 prajurit asing, terutama dari Amerika Serikat, Inggris dan Kanada, di Afganistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai mengatasi perlawanan, yang dikobarkan sisa Taliban.

Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009