Bandung (ANTARA News) - Antrean kendaraan pemudik di kawasan Nagreg Kabupaten Bandung memanjang sekitar delapan kilometer ke arah Bandung (barat) serta sekitar empat kilometer ke arah Tasikmalaya (timur), Jumat.

Ekor kemacetan di jalur Nagreg oleh kendaraan yang hendak menuju ke arah Garut dan Tasikmalaya hingga pukul 08.00 WIB terjadi hingga kawasan Parakanmuncang yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari Bandung.

Antrean kendaraan terjadi sejak dinihari. Para pemudik memilih waktu mudik pada dinihari dengan harapan bisa melaju mulus pada dinihari di kawasan Nagreg.

Namun, ternyata sebagian besar pemudik memilih waktu yang sama pada dinihari atau yang kerap dengan sebutan `serangan fajar`.

Selain kendaraan roda empat, serbuan pemudik bersepeda motor juga meningkat signifikan dibandingkan hari sebelumnya. Pengendara sepeda motor diarahkan menggunakan jalur sebelah kiri untuk roda dua.

Sebagian pemudik bersepeda motor memilih melaju zigzag di tengah-tengah kemacetan sehingga turut menghambat pergerakan kendaraan roda empat dan memperparah kemacetan.

Jalur Parakanmuncang Cicalengka hingga ke kawasan Nagrog berjejer masing-masing tiga hingga empat lajur. Arus lalu lintas mengerucut di kawasan Nagrog menjadi dua jalur hingga ke kawasan Nagreg.

Bau kanvas rem dan kopling tercium menyengat di kawasan tanjakan Nagreg. Beberapa kendaraan terpaksa berhenti di pinggir jalan karena mogok akibat mesin panas.

Kendaraan pemudik rata-rata memasang bagasi pada bagian atasnya untuk membawa barang-barang untuk keperluan mudik.

Sementara dari arah timur, ekor kemacetan terjadi hingga pertigaan Ciburial. Kendaraan dari arah Tasikmalaya terhambat karena terjadi persilangan di kawasan Jalan Cagak Nagreg dengan arus kendaraan yang mengarah ke arah timur.

Ratusan personel Polri dari Polwil Priangan dan Polres Bandung, Dinas Perhubungan dibantu Pramuka memagar betis kawasan jalur rawan macet di Nagreg. Selain itu ditempatkan pula personel Dalmas yang bergerak mobile untuk membantu perkuatan pengaturan arus lalu lintas.

Mereka berjejer cukup rapat melakukan `penarikan` di kawasan itu untuk memberi komando agar pengendara mempercepat laju kendaraanya di jalur itu.

Sementara itu pemasangan "traffic cone" atau kerucut dilakukan pada beberapa jalur jalan yang belum dipasangi median jalan. Pengaturan arus lalulintas diprioritaskan dari arah barat ke timur.

Antrian juga juga terjadi di pintu tol Cileunyi sekitar satu kilometer akibat banyaknya kendaraan dari Jabotabek yang keluar dari pintu keluar Cileunyi.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009