Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pemerintah Malaysia segera mendeportasi 60 warga negara Indonesia (WNI) setelah Idul Fitri karena petugas imigrasi Malaysia baru mulai bekerja pekan depan.

"Mereka kini ditahan sementara di depo imigrasi KLIA dan Semenyih, Kajang Selangor. Pemerintah Malaysia akan membantu mendeportasi dengan segera setelah lebaran nanti," kata Amiruddin Pandjaitan Minister Counsellor Konsuler KBRI Kuala Lumpur, Sabtu.

Ke 60 WNI itu ditangkap petugas imigrasi Malaysia setelah secara ilegal meninggalkan Malaysia menuju Indonesia dengan menggunakan kapal.

"Jadi pemerintah Malaysia, atau imigrasi Malaysia tidak akan gunakan prosedur normal dengan mengadili kemudian menahan mereka karena meninggalkan Malaysia secara ilegal. Jadi ini bantuan pemerintah Malaysia. Setelah Idul Fitri, mereka akan segera dideportasi," kata Amirudin.

Amirudin Jumat (18/9) kemarin sudah menengok 60 WNI itu di kantor PGM (pasukan gerakan Marine), Klang Selangor.

Setelah para staf imigrasi selesai cuti Lebaran dan masuk kantor, semuanya akan langsung dideportasi.

Amirudin juga membantah pemberitaan di media Malaysia bahwa sebanyak 60 WNI diselamatkan PGM karena kapalnya akan tenggelam akibat bocor di lambung, kanan dan kiri.

"Yang betul setelah berlayar satu jam, sekitar 7 Km dari pelabuhan Klang, mesin kapal mati dan kapal beserta penumpangnya terkatung-katung hingga akhirnya diselamatkan oleh kapal nelayan dan PGM. Jumlah penumpang 60 orang, termasuk seorang pemilik kapal dan dua ABK nya," kata Amirudin.

Sebelumnya, penjaga pantai Malaysia telah menyelamatkan 60 WNI dari maut karena kapal yang mereka tumpangi untuk keluar secara ilegal hampir tenggelam di Selat Rawa, dekat pulau Ketam, Malaysia, Jum`at pekan lalu.

Pejabat sementara pasukan gerakan marine (PGM) pelabuhan Klang, Nordin Osman mengatakan telah menyelamatkan 60 warga Indonesia yang hendak mudik Lebaran ke Sumatera dengan cara ilegal dengan menggunakan kapal.

Nordin mengatakan, semua 60 penumpang itu tidak mempunyai dokumen perjalanan (paspor) yang sah. Mereka terdiri dari 36 lelaki, 17 perempuan berumur bawah 45 tahun dan delapan kanak-kanak berusia antara satu bulan hingga 4 tahun.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009