Jambi (ANTARA News) - Ratusan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Jambi, Minggu, mendapat "angpau" atau uang saku dari Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin, angpau tersebut diserahkan usai sholat Ied di Mesjid Agung Al-Falah Kota Jambi.

Sebelum pelaksanaan sholat Ied, para gepeng telah memadati pintu gerbang masjid sejak dini hari. Mereka berharap mendapatkan rezeki dari meminta-minta kepada para dermawan usai menunaikan ibadah sholat Ied.

Para gepeng yang terdiri dari berbagai usia tersebut memadati sepanjang jalan dan pelataran Mesjid Agung kebanggaan masyarakat Kota Jambi tersebut.

Usai sholat Ied, ratusan gepeng langsung memadati lokasi Gubernur Jambi keluar dari dalam masjid. Nampak mereka berebutan untuk bersalaman langsung dengan gubernur, mereka juga berharap mendapatkan pemberian.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin usai melaksanakan sholat Ied biasa memberikan angpau berupa uang kepada sejumlah gepeng yang berada di Mesjid Agung Al-Falah.

Ratusan amplop yang berisi uang sebesar Rp20 ribu dibagi-bagikan kepada ratusan gepeng yang memadati pelataran mesjid, para gepeng nampak berjejalan menanti giliran pemberian amplop oleh para ajudan gubernur.

"Jangan dilihat dari nilainya, ini hari kemenangan dimana kita semua berbagi kegembiraan khususnya dengan para kaum dhuafa," ujar Gubernur.

Melihat kegembiraan para gepeng, Zulkifli Nurdin nampak terharu, sesekali sembari menyalami para gepeng Gubernur melontarkan kata-kata selamat hari raya Idul Fitri serta memohon maaf kepada seluruh masyarakat.

Menurut Gubernur, fenomena gepeng memang menjadi dilema bagi masyarakat, meski keberadaannya dinilai mengganggu ketertiban dan kenyamanan lingkungan, namun di sisi lain sebagai umat manusia dan muslim keberadaan gepeng juga harus dihormati, mereka juga bagian dari masyarakat dan umat beragama.

"Kita sebagai umat muslim dan masyarakat wajib menolong sesama termasuk keberadaan gepeng. Mereka harus dibina dan jangan dipinggirkan begitu saja," tuturnya.

Zulkifli Nurdin berharap instansi terkait baik Dinas Sosial maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dapat melakukan penertiban tanpa kekerasan dan diusahakan bagaimana memberikan pembinaan yang efektif agar mereka dapat menjalani hidup tanpa berlarut-larut menjadi seorang gepeng.

"Saya harap penertiban gepeng tidak mengedepankan kekerasan dan pemaksaan namun bagaimana kita menghormati sesama. Ke depan kami akan mencoba mencari solusi bagaimana memberikan pembinaan yang efektif kepada para gepeng," katanya. tuturnya.

Kota Jambi memang menjadi salah satu tujuan utama bagi para gepeng khususnya dari luar Provinsi Jambi, karena itu, dalam melakukan penertiban, petugas harus selektif dan bisa melakukan pendataan, jika gepeng yang terjaring berasal dari luar Jambi, keberadaannya akan dikembalikan ke daerah asal.

"Namun sebelumnya dicoba dibina terlebih dahulu, jika memang bisa kenapa harus dipulangkan ke daerah asal, jika tetap menjadi gepeng, baru dikembalikan ke daerah asalnya," tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009