Amsterdam/Madrid (ANTARA News/Reuters) - Pihak berwenang Spanyol menahan seorang pilot berkebangsaan Belanda-Argentina atas tuduhan bahwa beberapa dekade lalu ia menerbangkan pesawat yang digunakan untuk melemparkan penentang bekas junta militer Argentina ke laut, kata sumber-sumber Rabu.

Julio Alberto Poch ditangkap setelah seorang jaksa Argentina pergi ke Eropa dan Bali untuk mewawancarai para kolega Poch yang mengatakan pilot itu bangga turut serta dalam aksi yang disebut "penerbangan maut", kata Sekretariat Hak Asasi Manusia Argentina dalam pernyataannya.

Poch, 57, pensiunan letnan dari Angkatan Laut Argentina, ditangkap pada Selasa di bandara Manises, Valencia, ketika singgah dalam perjalanan kembali ke Amsterdam.

Argentina telah mengeluarkan surat penahanan internasional dan meminta Belanda mengekstradisi Poch, tapi ia dilindungi oleh kewarganegaraan Belanda-nya, kata sekretariat itu.

Poch bekerja di maskapai Belanda Tranavia, milik Air France-KLM, kata maskapai itu.

Laporan pemerintah Argentina menyebutkan lebih 11.000 orang mati atau hilang selama apa yang disebut "Perang Kotor," satu penumpasan atas orang-orang yang diduga beraliran kiri dan penentang rezim militer yang memerintah 1976 hingga 1983.

Banyak di antara mereka yang diculik dikirim ke pusat penyiksaan dan kemudian dibunuh. Sejumlah di antara mereka didorong ke luar pesawat atau helikopter dalam penerbangan di atas Atlantik Selatan yang airnya beku atau Rio de la Plata.

Poch tersangkut dalam empat kasus kejahatan antara 1976 dan 1983 dan melibatkan lebih 1.000 korban, kata pemerintah Spanyol.

Belanda mengatakan ia telah ditangkap atas permintaan Argentina.

Jaksa Federal Argentina Sergio Torres, yang memimpin investigasi, belum segera memberikan komentarnya.

Torres pergi ke Belanda pada Desember 2008 untuk mengumpulkan pengakuan dari teman-teman kerja Poch yang mengatakan ia mengaku kepada mereka soal keterlibatannya dalam "penerbangan maut" itu dan cara tahanan didorong keluar pesawat, kata sekretariat tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009