Singapura (ANTARA News) - Harga minyak merosot lebih lanjut dalam perdagangan Asia pada Kamis, setelah cadangan minyak mentah AS naik terhadap ekspektasi, yang menyebabkan kekhawatiran bahwa permintaan energi di ekonomi terbesar dunia masih lemah, kata para analis seperti dikutip AFP.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November turun 31 sen menjadi 68,66 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 12 sen ke 67,87 dolar AS.

Kedua kontrak telah ditutup melemah pada Rabu. Laporan Departemen Energi AS yang dirilis Rabu menunjukkan cadangan minyak mentah naik 2,8 juta barel dalam seminggu hingga 18 September melawan ekspektasi analis untuk penurunan.

Stok sulingan (destilasi), yang termasuk bahan bakar pemanas, naik sebesar tiga juta barel minggu lalu. Distilasi sedang dimonitor jelang musim dingin di belahan utara ketika permintaan untuk bahan bakar pemanas mencapai puncaknya.

"Saat ini, permintaan bahan bakar distilasi AS masih lemah, yang tertekan oleh kemerosotan ekonomi AS di tahun lalu," kata Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah komentar.

Investor akan memantau pertemuan G20 minggu ini di kota Pittsburgh, Amerika Serikat, di mana para pemimpin dari negara maju dan berkembang dijadwalkan membahas kondisi ekonomi global.

Perhatian investor telah bergeser ke pertemuan puncak G20 setelah Federal Reserve AS mengakhiri sebuah pertemuan pada Rabu dengan keputusan sesuai perkiraan secara luas untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009