Pittsburgh, Pennsylvania, (ANTARA News) - Para pemimpin Kelompok 20 (G20) akan bernegosiasi tentang reformasi Dana Moneter Internasional (IMF) yang lama ditunggu di KTT Pittsburgh pada Kamis dan Jumat, menyusul peningkatan besar mereka dalam pembiayaan IMF.

Anggota G20 yang membuat janji baik pada pertemuan puncak mereka di London pada April, hingga tiga kali lipat sumber daya IMF menjadi 750 miliar dolar, memompa 500 miliar dolar dalam lima bulan untuk meningkatkan kapasitas pinjaman IMF untuk membantu negara-negara yang terkena dampak krisis ekonomi global, sebagaimana dikutip dari AFP. 

Direktur Pelaksaba IMF, Dominique Strauss-Kahn, menyambut mosi percaya G20 di lembaga berbasis di Washington itu untuk mengkoordinasikan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap penurunan terburuk sejak 1930-an.

KTT pertama pemimpin G20, pada November di Washington untuk mengungkap badai keuangan, diikuti oleh pertemuan kedua London, di mana para pemimpin menyerukan IMF untuk "melanjutkan menilai tindakan kita untuk memastikan pemulihan yang berkelanjutan.

" Di Pittsburgh, dengan pemulihan global yang baru lahir di tangan, G20 akan fokus pada strategi keluar dari dukungan ekonomi darurat, strategi untuk membangun pertumbuhan yang berkelanjutan, reformasi sistem keuangan dan IMF yang beranggotakan 186-negara dan struktur kekuasaan kunonya.

Ekonomi-ekonomi kaya dan berkembang dari G20 telah bekerja pada isu ini selama satu tahun, lama dicari oleh negara berkembang, namun kemajuannya lambat.

Di KTT Washington, G20 berjanji akan bekerja untuk reformasi IMF yang komprehensif yang akan menyimbangkan dalam pemilihan kekuasaan menjadi "lebih memadai mencerminkan beban ekonomi yang berubah dalam perekonomian dunia," terutama untuk memberikan "suara dan keterwakilan yang lebih besar" kepada ekonomi yang sedang tumbuh dan berkembang.

Di London pada bulan April, G20 menyerukan "tindakan segera untuk memperbaiki dasar kekurangan yang berkaitan dengan kepemilikan umum, suara dan perwakilan" dari keanggotaannya. 

"Rebalancing pertumbuhan global sudah berjalan, dan akan secara bertahap mengintensifkannya, membuat distribusi hak suara yang ada di lembaga-lembaga internasional seperti IMF tak dapat dipertahankan," kata Marco Annunziata, kepala ekonom di UniCredit Group.

Sebuah sumber yang dekat dengan IMF mengatakan Kamis sore, pengumuman yang akan datang subyek perdebatan sengit, yang akan meneruskan malam ini di sebuah pertemuan makan malam untuk kepala negara dan pemerintahan.

Ada konsensus mengenai gagasan perubahan dalam jatah yang sudah ketinggalan zaman dari kuota, yang menentukan kemungkinan pemungutan suara. China, dengan yang sekarang 3,7 persen dari suara, telah kurang pengaruhnya dari Perancis pada 4,9 persen, meskipun raksasa ekonomi Asia adalah satu setengah kali lebih besar, menurut data IMF.(*)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009