Klaten (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Hassan Wirajuda mengatakan, bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan sudah mulai disalurkan dan dimanfaatkan upaya meringankan bagi rakyat Palestina. Hal tersebut dikatakan Menlu usai menyerahkan bantuan seperangkat komputer dan paket buku untuk 11 sekolah dasar (SD) korban gempa Provinsi Jateng dan Yogyakarta, di Desa Kalikebo, Klaten, Jateng, Kamis. Menurut Menlu, bantuan Indonesia yang disalurkan ke Palestina berupa obat-obatan senilai Rp260 juta, uang Rp3,5 miliar, dan dua unit ambulans melalui Yordania dan Kairo Mesir. "Fokus kita memberikan bantuan obat-obatan dan peralatan kesehatan. Bantuan dari Pemerintah maupun masyarakat Indonesia sudah mulai dimanfaatkan upaya meringankan bagi rakyat Palestina," kata Menlu. Menlu mengatakan, Pemerintah Indonesia saat ini sedang menjajaki apakah akan memberikan bantuan berupa makanan terutama beras untuk rakyat Palestina. Menurut Menlu, setelah resolusi PBB selama satu minggu yang menetapkan gencatan senjata dan mendesak penyaluran bantuan kemanusiaan masih mengalami hambatan, karena Israel belum menyepakati dengan menghentikan serangannya. "Majelis Umum PBB, Kamis (15/1) malam ini sekitar pukul 22.00 WIB akan mengadakan sidang darurat khusus untuk membicarakan tentang masalah ini," katanya. Sidang darurat tersebut, antara lain, akan membicarakan langkah deplomatik yang dilakukan pada tingkatan PBB, atas inisiatif dan usulan Bangsa Indonesia. Untuk membantu rakyat Plestina, Indonesia mendesak agar dewan keamanan PBB sungguh-sungguh memaksakan implementasi pelaksanaan resolusi yang mereka tetapkan khususnya kepada pihak Israel untuk menghentikan serangan militer dan menarik pasukannya dari Gaza. Selain itu, juga membuka akses bagi penyaluran bantuan kemanusiaan yang lebih luas. Masalah warga Indonesia yang tercebak di jalur Gaza, kata Menlu, sejauh ini tidak ada. Kecuali satu orang warga Indonesia atau tenaga kerja wanita memang sempat ditahan oleh polisi dengan tuduhan melanggar kontrak kerja. Namun, pihaknya sudah menghubungi melalui diplomatik dan melepaskan serta akan menfasilitasi jalan ke luar melalui Mesir. "Deplu sudah menghubungi Mesir agar diberikan dokumen perjalanan. Tapi, situasi di Gaza belum memungkin orang siapapun bergerak leluasa. Jadi masih bertahan dan sejauh ini dia aman," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009