Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara BUMN telah menuntaskan laporan kerja tugas pembinaan BUMN periode 2004-2009 dan akan segera menyampaikannya kepada Presiden.

"Laporan lengkap Kementerian sebagai pembinaan BUMN, serta kinerja BUMN dalam lima tahun terakhir siap disampaikan kepada pemerintah," kata Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, di Jakarta, Jumat.

Menurut Said, laporan tersebut segera disampaikan sebelum kabinet berakhir.

Laporan yang disiapkan berbentuk buku setebal 342 halaman tersebut berjudul "Memori Jabatan Menteri Negara BUMN Periode Kabinet Indonesia Bersatu tahun 2004-2009".

Laporan itu menjadi bagian dari laporan memori jabatan Menneg BUMN (Sofyan Djalil) sebagai pertanggungjawaban tugas yang sudah diemban.

"Mulai dari kinerja BUMN, permasalahan, maupun pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintahan ke depan," katanya.

Laporan itu juga menyampaikan tujuh program utama unggulan yang sudah dijalankan antara lain, reformasi birokrasi, pembenahan pengelolaan anggaran.

Penetapan landasan landasan operasional di bumn, pemantapan tata kelola perusahaan yang baik dan benar (GCG), percepatan upaya pemberantasan korupsi.

Penempatan pejabat yang disesuaikan dengan kompetensi sesuai dengan hasil uji tuntas dan kepatutan (fit and propertest), serta pembinaan hubungan antar lembaga pemerintahan, hubungan industrial dengan tenaga kerja.

Dari laporan tersebut Ia menambahkan, secara keseluruhan kinerja keuangan seluruh BUMN sangat bagus dibandingkan periode sebelumnya.

Dari sisi total aset BUMN, terjadi kenaikan 165,94 persen, dari Rp1.191,87 triliun tahun 2004 menjadi Rp1.977,8 triliun pada 2008.

"Total aset hingga akhir 2009 belum dihitung karena periodenya belum berakhir. Tetapi akan terjadi kenaikan yang besar lagi," katanya.

Saat bersamaan, ekuitas naik 143 persen dari Rp336 triliun menjadi Rp326 triliun, pendapatan naik 220 persen dari Rp527 triliun menjadi Rp1.162 triliun, laba bersih naik 212 persen menjadi Rp78,5 triliun dari sebelumnya Rp36,9 triliun

Adapun belanja operasional (opex) pada 2004-2008 mencapai Rp1.028 triliun, melonjak 227 persen dari Rp453 trilun periode sebelumnya.

"Tingginya peningkatan opex menunjukkan bahwa BUMN menjadi penggerak ekonomi nasional," katanya.

Selanjutnya total belanja modal (capex) naik 398 persen dari Rp32 triliun Rp339 triliun, dan setoran dividen naik 295 persen dari Rp9,8 triliun 2004 menjadi Rp29 triliun pada 2008.

Dari seluruh BUMN, saat ini jumah BUMN yang bermasalah tinggal 5 perusahaan dari sebelumnya 35 BUMN pada 2004.

Selain melaporkan sektor BUMN yang berhasil meningkatkan performa keuangan, juga disampaikan sektor atau usaha BUMN yang belum tumbuh secara optimal.

BUMN yang masih perlu perhatian khusus pemimpin kementerian BUMN berikutnya yaitu sektor usaha kertas, percetakan, dan penerbitan (kecuali Peruri).

Selanjutnya, sektor usaha sarana angkutan darat dan laut, sektor usaha kehutanan dan perikanan, sektor konsultan konstruksi; sektor farmasi, perfilman negara, dan sektor industri strategis.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009