Tangerang (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) mendirikan posko untuk penyaluran bantuan gempa melalui transportasi udara dan penanganan penumpang pesawat tujuan Bandara Minangkabau, Padang, Sumatera Barat.

"Posko tersebut untuk memudahkan pemberangkatan bantuan korban gempa dan penumpang pesawat dengan jadwal reguler," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Hubud, Herry Bakti di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat.

Posko tersebut didirikan sejak Kamis (1/10), meliputi di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma dan Bandara Minangkabau tersebar di terminal, kargo dan kantor cabang PT Angkasa Pura (AP) II.

Bakti menuturkan posko perhubungan udara tersebut untuk mengatur dan menanggulangi permasalah jadwal penerbangan tujuan Jakarta-Padang yang saat ini mengalami peningkatan.

Posko tersebut berdiri berdasarkan kesepakatan melalui rapat koordinasi antara Ditjen Hubud, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seluruh maskapai domestik, PT AP II, Administrator Bandara dan Polres Metro Bandara Soekarno-Hatta.

Guna memudahkan pemberangkatan calon penumpang pesawat tujuan Jakarta-Padang, pihaknya mendirikan posko hingga dua bulan mendatang.

Bakti mengungkapkan penerbangan tujuan Bandara Soekarno-Hatta menuju Padang pascagempa mengalami peningkatan hingga lebih 100 persen dibanding sebelumnya, dari 10 penerbangan hingga 23 penerbangan per hari.

"Kisaran jumlah penumpangnya menjadi 3.600 orang setiap harinya," katanya seraya menambahkan alasan kepadatan jadwal penerbangan tersebut yang menjadi penyebab didirikannya posko perhubungan udara.

Bakti juga mengatakan kepadatan penerbangan di Bandara Minangkabau kemungkinan besar akan menyebabkan jadwal penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta mengalami keterlambatan beberapa jam.

Namun demikian, Bakti sudah menginstruksikan kepada pihak maskapai agar lebih proaktif menjelaskan langsung kepada calon penumpangnya jika terjadi keterlambatan, agar tidak terjadi masalah.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009