Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Riset, dan Teknologi, Rachmat Gobel, mengusulkan pemerintah membentuk kawasan ekonomi khusus untuk pengembangan ekonomi berbasis budaya, seperti sentra industri batik dan jamu.

"Kita perlu menindaklanjuti diakuinya batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia oleh UNESCO dengan mengembangkan sentra-sentra produksi batik sebagai kawasan khusus. Jangan hanya euforia sesaat," ujarnya di Jakarta, Senin, di sela halal bihalal PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI).

Rachmat yang juga Preskom PGI mengatakan banyak sentra-sentra industri batik yang bisa dijadikan kawasan khusus pengembangan ekonomi berbasis budaya, seperti Laweyan (Solo). Kawasan tersebut tidak hanya menjadi sentra produksi, tetapi juga bisa menjadi daerah tujuan wisata.

Oleh karena itu, lanjut dia, perlu ada perlakuan khusus terhadap sentra-sentra yang memproduksi batik, maupun produk lain berbasis tradisi dan budaya Indonesia, seperti jamu, tenun ikat, songket, dan lain-lain.

"Produk budaya bisa membangkitkan nasionalisme. Contohnya, ketika batik diakui secara resmi sebagai produk budaya Indonesia, pada 2 Oktober lalu masyarakat banyak menggunakan batik," ujarnya.

Kadin, lanjut Rachmat, dalam Visi 2030 dan Roadmap (peta jalan) 2010-2015 Pengembangan Industri Nasional telah memasukkan produk berbasis warisan tradisi dan budaya sebagai industri unggulan penggerak pencipta lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan.

"Bahkan sejak lama Kadin menjadikan batik sebagai salah satu ikon produk Indonesia yang diunggulkan bisa `bicara` di pentas dunia," katanya.

Rachmat berharap pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai produk budaya Indonesia segera tindak lanjuti dengan langkah nyata oleh pemerintah dengan menjadikan sentra batik sebagai kawasan khusus ekonomi budaya.

"Selama ini kita kesulitan menarik investasi terutama asing untuk masuk kawasan ekonomi khusus (KEK), sementara sentra batik sudah ada sehingga dengan mudah bisa menjadi kawasan khusus, tanpa harus mengundang investor lagi," ujarnya.

Bantuan Gempa

Selain halal bihalal, PGI juga menyalurkan bantuan tahap pertama senilai Rp500 juta berupa 5.000 lampu senter,10 ribu batu baterai, 1.000 radio, 5.000 selimut dan pakaian ke wilayah korban gempa di Sumatera Barat, melalui jalan darat.

Secara simbolik Preskom PGI Rachmat Gobel menyerahkan bantuan tersebut kepada tiga anggota DPR-RI asal Sumatera Barat yaitu Zalniar Yanri, Mulyadi. dan Darizal Basir.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009