Padang,(ANTARA News) - Universitas Andalas (Unand) Padang membutuhkan dana Rp70 miliar untuk memperbaiki gedung kampus dankebutuhan alat-alat laboratorium yang rusak akibat diterjang gempa, Rabu (30/9).

"Untuk perbaikan gedung dan membeli alat-alat labor, sedikitnya kami membutuhkan dana Rp70 miliar,"kata Rektor Unand, Prof.Dr. Musliar Kasim, di Padang, Rabu.

Musliar Kasim mengungkapkan, hampir semua bangunan kampus rusak. Namun yang paling parah adalah Fakultas Teknik. Meski begitu, secara umum struktur bangunan kampus Unand tidak bermasalah, karena kerusakan hanya terjadi pada dinding yang mengalami retak-retak.

Musliar mengatakan, gempa 7,6 Skala Richter (SR) lalu, telah mengakibatkan kerusakan pada alat-alat laboratorium Unand.

"Barang-barang di laboratorium hancur dan pecah-pecah ditimpa reruntuhan," kata Musliar.

Pascagempa, sebanyak 1.400 mahasiswa Unand yang tinggal di asrama di Limau Manis, masih trauma.

"Mahasiswa masih trauma. Karena itu kuliah kita liburkan. Rencana kuliah kembali akan dimulai pada 12 Oktober 2009," kata Rektor.

Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Padang Prof.Dr.Z Mawardi Effendi mengaku, akibat gempa pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp40 miliar untuk perbaikan gedung dan pengadaan alat-alat laboratorium yang rusak.

"Hampir seluruh gedung kami rusak, terutama rektorat, laboratorium FMIPA, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi yang lama, dan FBSS," kata Rektor.

Pada Rabu, kata dia, gedung kampus yang rusak sudah mulai dibersihkan.

Untuk perbaikan gedung, kata dia dibutuhkan dana sebesar Rp26 miliar. Sementara untuk alat-alat labor sebesar Rp14 miliar.

Rencananya, sebanyak 30 ribu mahasiswa UNP akan mulai kuliah pada 12 Oktober 2009.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009