Jakarta (ANTARA) - Kerusakan sejumlah hotel di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), akibat gempa berkekuatan 7,6 skala richter yang mengguncang pada Rabu (30/9) lalu ditaksir senilai Rp30 miliar.

"Khusus untuk infrastruktur hotel yang rusak kerugiannya diperkirakan mencapai Rp30 miliar," kata Koordinator Crisis Center Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Surya Dharma, di Jakarta, Rabu.

Akibat gempa itupula, katanya, ribuan kamar hotel di Kota Padang, Sumatera Barat, tidak bisa digunakan lagi untuk mendukung sektor pariwisata di kawasan itu. Tercatat setidaknya lima hotel berkapasitas 1.525 kamar di Kota Padang tak bisa digunakan lagi.

Gempa berkekuatan 7,6 SR yang terjadi Rabu (30/9) itu telah membuat infrastruktur dan fasilitas umum di Kota Padang seperti hotel ambruk dan rusak berat.

Lima hotel berbintang yakni Bumi Minang, Ambacang, Mariani, Dipo, dan Nuansa dengan total 1.525 unit kamar praktis tidak dapat digunakan lagi.

"Sementara itu hotel Baskoni Plaza meski kerusakannya tidak parah, hingga Rabu (7/10) oleh pemiliknya belum dioperasikan karena alasan untuk mengantisipasi gempa susulan di mana dalam dua hari pasca-gempa masih terasa meski dalam skala kecil," katanya.

Jumlah kamar pada lima hotel berbintang yang tidak dapat digunakan tersebut masing-masing hotel Bumi Minang 800 kamar, Ambacang 400 kamar, Mariani 125 kamar, Dipo 100 kamar, dan Nuansa 100 kamar.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Sumbar saat ini tengah melakukan pendataan infrastruktur pariwisata yang rusak akibat gempa di Kota Padang.

Sebelumnya hasil Tim Survei Kerusakan Benda Cagar Budaya (BCB) Pasca-gempa Sumbar menemukan bahwa bangungan cagar budaya di Kota Padang umumnya dalam kondisi rusak berat.

Di lima kawasan Kota Padang yakni Batang Arau, Pasar Mudi, Pasar Malintang, dan Pasar Gadang kerusakan bangunan BCB rata-rata sekitar 80 persen. Sedangkan di kawasan Pasar Batimpuk, bangunan BCB yang rusak hanya sebagian.

Kelima kawasan yang disurvei tersebut merupakan daerah yang mempunyai tinggalan bangunan BCB di masa Kolonial Belanda sekitar 50 unit bangunan. Umumnya kerusakan terjadi pada struktur bangunan.

Gedung Perpustakaan dan Arsip Nasional Sumbar juga dilaporkan dalam kondisi rusak berat bahkan ambruk.

Bangunan lain yang juga menyimpan berbagai koleksi sejarah yakni Museum Adityawarman mengalami rusak ringan bagian belakang sedangkan Taman Budaya Sumbar rusak di bagian luar.

"Depbudpar bersama Dinas Budpar Sumbar menurunkan tim teknis untuk mensurvei BCB yang ada di Kota Padang sekitarnya, Kota Pariaman sekitarnya, dan Kota Bukittinggi sekitarnya serta mendata kerusakan bangunan akibat terkena gempa berkekuatan 7,6 SR pada Rabu (20/9) lalu," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009