Kabul (ANTARA News)- Ledakan bom kuat dekat kedutaan besar India di ibukota Afghanistan, Kabul, Kamis menewaskan 12 orang dan mencederai 83 lainnya, kata Kementerian Dalam Negeri, seperti diberitakan Reuters.

Ledakan itu menghantam sebuah pasar diseberang jalan kompleks kedutaan yang dijaga ketat, menyebabkan puing berserakan di jalan, lokasi Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.

India mengatakan kedutaan besarnya jadi sasaran serangan itu tetapi semua stafnya selamat. Ambulan dan kendaraan darurat lainnya dikerahkan ke lokasi itu.

Seorang polisi di lokasi itu mengemukakan kepada Reuters bom itu disembunyikan dalam sebuah mobil, tetapi ia tidak dapat mengatakan apakah itu serangan bunuh diri.

"Saya sedang sibuk bekerja ketika ledakan itu terjadi. Jendela-jendela hancur berantakan. Saya lari ke tenda saya," kata seorang pekerja di sebuah gedung dekat lokasi kejadian itu.

Kedubes India dihantam serangan yang paling banyak menelan korban jiwa di ibukota itu Juli tahun lalu dalam delapan tahun perang, ketika seorang pembom mobil bunuh diri Taliban menewaskan 58 orang, termasuk dua diplomat senior India dan mencederai 141 orang lainnya.

"Seperti laporan yang kami terima semua personil kedutaan selamat. Ada kerusakan ringan dalam properti kedutaan. Kami mengamati dengan cermat situasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Vishnu Prakash di New Delhi. Ia mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi siapa yang mungkin berada dibelakang serangan itu.

Menlu India Nirupama Rao mengatakan kedutaan itu telah jadi sasaran ledakan itu.

"Saya yakin bom bunuh diri itu ditujukan pada kedutaan itu karena pembom bunuh diri datang ke dekat perimeter tembok kedutaan dengan sebuah mobil yang membawa bom dengan tujuan pada kedutaan itu," kata Rao kepada wartawan.

Ia mengatakan ledakan itu ukurannya sama dengan serangan tahun 2008 tetapi tindakan telah dilakukan sejak itu untuk menjamin kedutaan bekerja dengan efektif dalam melindungi staf kedutaannya.

Para pejabat India menyalahkan badan intelijen Pakistan atas ledakan tahun lalu.

Mohammad Osman Shapor, seorang karyawan pemerintah sedang dalam perjalanannya ke tempat kerja ketika ia cedera akibat ledakan itu.

"Saya sedang dalam perjalan saya ke tempat kerja. Tiba-tiba , saya mendengar bunyi keras dekat Kementerian Dalam Negeri. Ledakan itu menyebabkan saya terlempar dari sepeda saya dan saya pingsan," kata Shapor kepada Reuters di sebuah rumah sakit Kabul tengah.

Seorang juru bicara PBB di Kabul mengatakan dua kendaraan mereka hancur akibat ledakan itu tetapi semua stafnya selamat.

Aksi kekerasan di Afghanistan mencapai tingkat terburuknya dari perang dengan gerilyawan Taliban yang memperluas serangan mereka ke daerah-daerah yang dulunya aman. Tahun ini juga merupakan korban tewas terbanyak bagi pasukan Barat di negara itu.

Aksi kekerasan meningkat di negara itu sementara Presiden AS Barack Obama akan mempertimbangkan apakah akan mengirim pasukan tambahan sampai 40.000 personil ke Afghanistan sebagaimana diminta komandan penting di Afghanistan Jendral Stanley McChrystal.

Kini ada lebih dari 100.000 tentara Barat yang bertugas di Afghanistan, dua pertiga dari mereka adalah tentara AS.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009