Sungailiat, Bangka (ANTARA News) - Polisi Republik Indonesia (Polri) melalui Densus 88 sejak tahun 2000 hingga 2009 berhasil menangkap 335 orang teroris termasuk gembong teroris asal Malaysia Noordin M Top.

Kepala Biro Operasi Polda Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Raja Hariyanto, di Pangkalpinang, Kamis, menyatakan, keberhasilan menangkap teroris dan mengungkap jaringannya berkat kerja keras Densus 88 yang terus berusaha memburu para teroris dalam rangka mengamankan wilayah RI.

Ia mengemukakan, tewasnya Noordin M Top oleh Densus 88 di tempat persembunyiannya bukan berarti Indonesia sudah aman dari segala bentuk ancaman teroris.

Melainkan masih perlu peningkatan pengawasan dan kehati-hatian terhadap kegiatan jaringan teroris yang sewaktu - waktu bisa mengancam kita semua.

"Penanganan teroris di Indonesia tidak bisa hanya dibebankan secara sepihak kepada Polri sendiri, melainkan perlu kerja sama oleh semua komponen masyarakat mulai dari masyarakatnya, mahasiswa, LSM sampai dengan instansi pemerintah,"jelasnya.

Menurutnya, Polri dalam hal penanganan teroris khususnya oleh Densus 88, membutuhkan masuk - masukan yang positif dari semua komponen masyarakat di Indonesia, dengan harapan masukan tersebut akan membantu Polri dalam proses penanganan teroris.

"Kami menyadari disamping keberhasilan Polri dalam mengungkap jaringan teroris, namun juga disadari masih ada kekurang - kekurangan disana sini," jelasnya.

Dia mengatakan, persoalan teroris adalah bersoalan global, dimana setiap negara di dunia memposisikan persoalan teroris sebagai ancaman besar yang perlu dilakukan penangangan khusus.

"Untuk mencegah meluasnya jaringan teroris di Indonesia, perlu adanya suatu kerja sama yang baik antara semua komponen di masyarakat untuk memberikan informasi keterlibatan jaringan teroris kepada pihak kepolisian," jelasnya.

Menurutnya, jaringan teroris dirancang dalam sebuah jaringan dengan melibatkan orang atau sekelompok masyarakat dengan memberikan pemahaman agama yang salah.

"Tidak ada agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk saling membunuh, merusak,

merampok ataupun jenisnya yang merugikan orang lain,"jelasnya.

Dia mengatakan, melalui kerja sama yang baik antara pihak Kepolisian dan masyarakat diharapkan akan mempersempit jaringan terorisme di tanah air kita.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009