Kuningan (ANTARA News) - Keluarga Syaefuddin Zuhri berencana menguburkan jasad sang gembong teroris bersama kakak kandungnya, Syahrir yang turut tewas dalam penggerebekan di sebuah rumah di Ciputat, Tangerang Jumat siang di pemakaman keluarga ayahnya Jaelani yaitu Desa Sampiran, Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.

Hal tersebut diungkapkan oleh kakak kandung Syaefuddin Zuhri, Sucihani di rumahnya Jl Sampora, Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, Jumat (9/10).

"Keduanya akan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga bapak di Sampiran. Soalnya tidak mungkin jika dimakamkan di sini karena kemungkinan besar warga akan menolak lagi seperti kepada suami saya (Ibrohim.red)," ujar Sucihani dengan mata sembab.

Namun jika masyarakat Sampiran juga menolak, lanjut Sucihani, sebagai alternatif terakhir akan dikuburkan di samping makam suaminya di TPU Pondok Rangon, Jakarta.

Sucihani mengaku mendapatkan kepastian informasi tentang kematian Syaefuddin Zuhri dan Syahrir langsung dari Densus 88 beberapa saat setelah kejadian melalui telepon seluler milik adiknya, Eri.

Saat ditanya mengenai perasaannya atas kematian kakak dan adik kandungnya yang tewas karena tersangkut kasus terorisme seperti yang dialami suaminya, Sucihani mengaku sedih namun kali ini merasa lebih tegar.

"Ini mengulang kejadian yang menimpa suami saya beberapa waktu lalu. Saya lebih tegar karena telah memperkirakan hal seperti ini bakal terjadi," katanya.

Sucihani mengatakan, hingga saat ini pihak keluarga belum mengetahui kapan jenazah Syaefuddin dan Syahrir akan dibawa ke rumahnya di Sampora.

"Kami masih menunggu informasi dari Jakarta kapan jenazah keduanya akan dibawa ke sini," ujar Sucihani.

Sementara itu, di Desa Perbutulan, Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Kholifah, istri Syaefuddin Zuhri tidak bisa dihubungi karena shock.

Fahrurozi, paman Kholifah menerangkan Kholifah langsung mengalami shock berat saat mendengar kabar dari televisi tentang kematian suaminya tersebut.

"Kami akan menyerahkan urusan ini ke keluarga Syaefuddin Zuhri di Kuningan mulai dari pemakaman dan segala macamnya," ujar Fahrurozi.

Oleh karena itu, lanjut Fahrurozi saat ini Kholifah dan orang tuanya segera berangkat ke Kuningan untuk menunggu kedatangan Syaefuddin.

Mengenai pemakaman, Fahrurozi menyatakan warga di Perbutulan menyatakan menolak jika Syaefuddin Zuhri dimakamkan di desa tersebut dengan alasan bukan warga setempat.

"Syaefuddin Zuhri bukan warga di sini. Selain itu keberadaannya sebagai gembong teroris telah mencemarkan nama baik desa kami," kata Fahrurozi yang diamini oleh beberapa warga yang sedang berkumpul di halaman ruah Kholifah. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009