Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Mochamad Tjiptardjo mengatakan pemenuhan target penerimaan pajak APBN Perubahan 2009 sebesar Rp528 triliun sudah "lampu kuning" atau nyaris tercapai.

"Penerimaan sampai saat ini (hingga September 2009) sebesar Rp377,869 triliun, ya sudah lampu kuning, tapi itu kan bisa ke lampu merah atau lampu hijau. Tapi kita tetap harus optimistis dalam tiga bulan ini diharapkan mampu memenuhi target 100 persen," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan realisasi pajak (termasuk PPh Migas) hingga September yang sebesar Rp377,869 triliun itu baru 65,44 persen dari total penerimaan pajak dalam APBNP 2009 yang mencapai Rp528 triliun.

Realisasi ini meleset dari rencana penerimaan September tahun ini yang sebesar Rp401,479 triliun atau hanya mencapai 94,12 persen dari target rencana penerimaan September 2009.

Ia menambahkan pada 2008 penerimaan pajak hingga September yang mencapai Rp412,823 triliun proporsinya telah 77,23 persen dari target penerimaan pajak 2008, sehingga penerimaan pajak kali ini secara proporsi terhadap APBN lebih kecil dibandingkan 2008.

Menurut data Dirjen Pajak, hanya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Penghasilan Minyak Bumi dan Gas (PPh Migas) yang realisasi penerimaan pajaknya mampu melampaui rencana penerimaan pajak hingga September. Sisanya berada di bawah rencana penerimaan pajak hingga september.

Menurut data tersebut, PPh Nonmigas yang mencapai Rp187,810 triliun hanya 92,19 persen terhadap rencana penerimaan September 2009 yang diperkirakan Rp207,7 triliun.

Untuk realisasi pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM) yang mencapai Rp127,975 triliun hanya 91,22 persen dari rencana penerimaan September yang diperkirakan Rp140,29 triliun.

Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga September yang mencapai Rp14,168 triliun mampu melampaui rencana penerimaan yang diperkirakan Rp13.255 triliun.

Realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) hingga September 2009 mencapai Rp3,52 triliun hanya 50,44 persen dari rencana penerimaan yang diperkirakan Rp6,979 triliun.

Realisasi penerimaan pajak lainnya mencapai Rp2,236 triliun, atau 94,32 persen dari rencana penerimaan September yang diperkirakan Rp2,371 triliun.

Sedangkan realisasi penerimaan PPh Migas sebesar Rp38,498 triliun juga melampaui rencana penerimaan yang diperkirakan sebesar Rp33,325 triliun.

Ia mengatakan, masih lemahnya realisasi karena masih ada banyaknya kendala di lapangan, selain itu juga berbagai keadaan yang tidak diharapkan seperti bencana alam yang terjadi di Indonesia. Namun demikian, ia masih optimis dapat mencapai target yang ditetapkan.

Ia mengatakan untuk ke depan, pihaknya akan mendorong usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha-usaha tersebut diantaranya mendorong segera mereka yang menunggak pajak untuk membayar pajak.



Pertumbuhan

Sementara itu, untuk realisasi penerimaan hingga September 2009 dibandingkan realisasi penerimaan periode yang sama pada 2008 mengalami yang mengalami penurunan 8,47 persen.

Pertumbuhan positif terhadap tahun lalu adalah Pajak Penghasilan Non Migas (PPh Non Migas).PPh Non Migas yang mendapati Rp191,469 triliun tumbuh 1,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Untuk realisasi pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM) yang mencapai Rp127,975 triliun mengalami penurunan 13,74 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp148,366 triliun.

Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga September yang mencapai Rp14,168 triliun turun 6,02 persen dibandingkan periode yang sama 2008 yang mencapai Rp15,075 triliun.

Penurunan penerimaan juga terjadi pada BPHTB. Realisasi penerimaan BPHTB hingga September 2009 mencapai Rp3,520 triliun, turun 4,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan pajak lainnya yang mencapai Rp2,236 triliun tumbuh positif 1,55 persen dibandingkan periode yang sma tahun lalu.

Sedangkan PPh Migas yang mencapai Rp38,498 triliun turun hingga 30,85 persen dibandingkan periode yang sama 2008 yang mencapai Rp55,671 triliun.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009