Gorontalo (ANTARA News) - Lembaga Sandi Negara (LSN) RI menyatakan akan lebih memperketat pengamanan informasi rahasia negara, menyusul maraknya kasus-kasus kebocoran informasi yang terjadi di Indonesia dan negara lain.

Kepala Direktorat Pembinaan Persandian LSN RI, Kolonel Octavianus Joko Supangkat mengatakan di Gorontalo, Jumat, salah satu kasus yakni kebocoran informasi data base komunikasi berita Kedubes RI di luar negeri, sebagai akibat penyadapan Ops Echelon terhadap kedubes asing oleh sekutu Amerika Serikat.

"Kasus seperti ini bukan tak mungkin akan terus terjadi, terlebih pada saat jumlah hacker membludak," katanya.

Menurut dia, saat ini Indonesia dan negara-negara di dunia lainnya menghadapi berbagai ancaman baik fisik seperti pencurian data, penyadapan, pengganggu sinyal dan ancaman administrasi seperti penggandaan data yang berlebihan.

Selain itu, ancaman lain yang sering terjadi sehari-hari di antaranya pembajakan kartu kredit atau ATM, serta virus yang menyerang laptop, telefon genggam atau peralatan penyimpanan data base lainnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pengamanan informasi rahasia negara dan data penting dapat melalui cara kriptografi dan pengamanan administrasi menggunakan sistem dan prosedur yang benar.

"Salah satu cara paling gampang yakni menyimpan file dalam disk khusus, tidak menyimpan file itu dalam komputer yang berhubungan langsung dengan komputer serta tak mengirim berita rahasia melalui faksimili dan email publik," tambahnya.

Ia juga meminta setiap aparat pemerintahan agar selalu menghindari kelalaian dalam menyimpan file rahasia, serta meningkatkan pemahaman terhadap pengamanan rahasia negara.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009