Makassar (ANTARA News) - Krisis listrik yang berujung pada pemadaman bergilir diharapkan segera berakhir sehingga tidak menggangu iklim investasi di Sulsel yang terus menggeliat.

"Pada 14 Oktober Gubernur Sulsel akan berbicara di depan 40 Duta Besar negara sahabat dan pengusaha besar. Kita berharap masalah kelistrikan tidak sampai membuat Sulsel kehilangan peluang mendapatkan investasi," kata Kepala Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Sulsel Irman Yasin Limpo di Makassar, Sabtu.

Menurut dia, optimisme tinggi menjadikan Sulsel sebagai daerah berinvestasi terbaik di Indonesia sedikit buyar dengan pemadaman bergilir yang sudah sekitar sebulan terjadi di daerah ini.

"Yang namanya pemadaman pasti rugi. PLN saja rugi. Kalau ini dibiarkan lebih lama maka akan sangat berdampak pada iklim investasi," ucapnya.

Karena itu, Irman yang juga adik kandung Gubernur Sulsel Dr Syahrul Yasin meminta kepada General Manager PLN Sultanbatara secepatnya melakukan tindakan penanganan krisis listrik agar secepatnya berakhir.

Irman mengemukakan investor yang akan menamkan modalnya sangat tergantung dengan infrastruktur yang ada didaerah, khususnya ketersediaan energi listrik.

"Saya heran dua bulan lalu saya sempat berbincang-bincang dengan General Manager PLN. Bahkan saat itu dia sendiri yang menanyakan investor," tambahnya.

Peluang Sulsel mendapatkan investor terbuka lebar saat Syahrul memperoleh nota diplomatik Menteri Luar Negeri, Hasan Wirajuda untuk melakukan persentasi di depan Duta Besar negara-negara sahabat 14 Oktober nanti.

Sejumlah duta besar yang dipastikan hadir diantaranya negara Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Philipina, Afrika Selatan, China, Amerika, Australia, dan Jepang.

Bukan cuma Dubes, acara tersebut juga dihadiri puluhan pengusaha ternama dalam negeri diantaranya, Chaerul Tanjung, Tommi Winata, Surya Paloh.

Gubernur Sulsel akan menjadi Keynote Speaker dalam kegiatan South Sulawesi Investment Luncheon (SSIL) yang dilaksanakan di Hotel Borobudur, Jakarta.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009