Johannesburg (ANTARA News/AFP) - Bekas rumah Mahatma Gandhi di Afrika Selatan telah dijual kepada agen perjalanan Prancis yang ingin mengubahnya menjadi museum dan "guest house", kata mantan pemilik dan perusahaan itu Jumat.

Voyageurs du Monde telah membeli rumah dimana ikon politik dan spiritual India untuk sementara waktu menyebutnya sebagai tempat tinggal, kata mantan pemilik Nancy Ball kepada AFP.

"Pada awalnya, saya sungguh merasa saya harus sedikit melakukan penyesuaian mental karena saya selalu berpikir itu akan dimiliki oleh orang India. Namun setelah bertemu dengan orang-orang dari Voyageurs du Monde, mereka sangat bergairah mengenai Gandhi dan rumah ini serta masa depan," kata perempuan itu.

"Ia tidak ingin menjadikannya semacam situs pusaka dan aspek pembangunannya. Sungguh, kami sangat berbahagia".

CEO perusahaan Jean-Francois Rial kepada AFP di Paris mengatakan bahwa rumah tersebut akan menjadi museum dan "guesthouse", namun mengatakan perusahaan itu siap untuk menyerahkannya kepada India jika pemerintah menyatakan keinginannya.

"Itu rumah bersejarah,? katanya, dengan mengatakan bahwa Gandhi telah menulis kerja tanpa kekerasan di sana. "Kami ingin membuat museum kecil dan `guesthouse` kecil."

Renovasi akan "menciptakan ruang untuk menghormati dan membesar-besarkan kenangan terhadap Gandhi," katanya menambahkan.

Aktivis hak-hak sipil yang memimpin gerakan kemerdekaan India, Gandhi tiba di Afrika Selatan pada 1893 dan menghabiskan waktu-waktu awalnya di sana sebagai pengacara muda, di mana rasisme dan prasangka membentuk perannya sebagai aktivis sosial.

Gandhi mengalami pembaiatan politiknya di Afrika Selatan, di mana ia hidup selama 21 tahun, diselingi tinggal di Inggris dan India.

Kediaman Johannesburg yang dijual itu dibangun oleh teman dan orang kepercayaannya arsitek Hermann Kallenbach, dan menjadi tempat tinggalnya antara 1908 dan 1910.

Tempat satu-satunya di mana Gandi pernah tinggal yang tidak dihancurkan itu, adalah rumah yang disebut Kraal, atau pena ternak, karena merupakan campuran antara arsitektur Eropa dan Afrika.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009