Malang (ANTARA News) - Desain gambar tugu dan singa Malang yang digoreskan dalam nuansa batik Malangan dan menjadi lambang warga daerah itu, dalam waktu dekat ini bakal dipatenkan oleh tim penggerak PKK kota setempat.

Ketua tim penggerak PKK Kota Malang Heri Puji Utami, Minggu, mengakui, hak paten yang diajukan PKK daerah itu terhadap motif batik Malangan tidak secara menyeluruh seperti yang telah diperkenalkan tahun 2008 lalu.

"Hak paten yang kami ajukan ini hanya gambar Tugu Malang dan Singa sebagai ciri khas kota ini (Malang). Apalagi kedua lambang ini memiliki sejarah yang cukup dalam bagi daerah ini, sehingga apa pun motif dari batik Malangan yang diproduksi harus tetap ada lambang (logo) tugu dan singanya," tegas istri Wali Kota Malang Peni Suparto itu.

Ia mengakui, sejak diperkenalkan secara luas pada masyarakat tahun 2008 lalu, perkembangan batik Malangan masih jalan ditempat.

Walaupun sudah dilakukan sosialisasi puluhan kali termasuk mengenalkannya pada masyarakat luas, namun masih sangat sedikit yang tahu dan mengenal motif batik asli yang diproduksi di daerah itu.

Menurut dia, batik khas Malangan yang dikembangkan oleh PKK daerah itu tidak dilakukan seperti batik-batik lainnya terutama batik tulis, karena masih menggunakan model "printing" atau cap, sebab motifnya agak rumit.

"Meski agak rumit, kami menjalin kerja sama dengan SMKN 5 untuk terus berupaya mengembangkannya melalui pelatihan-pelatihan kepada kader PKK," katanya menambahkan.

Hanya saja, katanya, untuk bisa mendapatkan batik khas Malangan itu tidak bisa ditemui secara luas di toko atau mal. Batik khas Malangan hanya bisa didapatkan di sekretariat PKK yang berlokasi di kawasan Stadion Gajayana.

Batik Malangan memiliki tiga ciri pokok dan menjadi bagian dari tiga komponen pokok batik, yakni pertama pada tanahan atau dasar yang diambil dari motif batik di Candi Badut yang merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan tahun 760 Masehi.

Komponen kedua berupa motif pokok (hias isian) diisi dengan gambar tugu Malang yang diapit oleh rambut singa pada sisi kiri dan kanannya sebagai lambang Kota Malang, serta komponen ketiga adalah motif hias untuk tumpal (pinggiran plus isen-isen) yang diisi tiga sulur yang membentuk sebuah rantai.

Meskipun batik Malangan ini memiliki ciri khas Malangan, namun kami (PKK) tidak ingin batik ini dijadikan seragam batik bagi pegawai di lingkungan Pemkot Malang.

"Kalau batik Malangan dijadikan seragam pegawai, masyarakat mengira batik ini milik pemerintah. Padahal, kami terus berusaha mengembangkannya supaya batik Malangan ini bisa dikenal dan dicintai masyarakat," tegasnya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009