Sleman (ANTARA News) - Sejumlah duta besar (dubes) negara-negara Eropa dan Asia Timur, Minggu, belajar membatik di Wisata Batik Nakula Sadewa, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kata pemilik Wisata Batik `Nakula Sadewa` Bambang Sumardiyono.

"Ada 12 dubes dari negara-negara di Eropa dan Asia Timur yang hadir untuk belajar membatik dan melihat secara langsung proses pembuatan batik tulis," kata Bambang.

Dia mengungkapkan, para dubes itu diantaranya adalah Dubes Slovakia Stefan Rozkopal, Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia Mirza Salman Babar Beg, staf pengajar di `Konazawa College Of Art Japan` Yu Oono. Di samping itu, ada juga dari Korea, India, Palestia, Latvia, Malaysia, Jepang, dan beberapa negara lain.

"Memang tidak semuanya belajar membatik, namun mereka memberikan apresiasi sangat tinggi terhadap kerajinan batik tulis, setelah mereka melihat langsung bagaimana proses membatik, mulai dari membuat pola hingga pewarnaan," katanya.

Ia mengatakan sejak beberapa waktu terakhir pihaknya berupaya keras mempromosikan kerajinan batik tulis Sleman di sejumlah negara di Eropa dan Asia melalui berbagai kegiatan seperti pameran.

"Ada beberapa pameran yang difasilitasi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, seperti di Jepang, Latvia, Jerman, dan beberapa negara lainnya, serta beberapa kali kami diundang untuk menggelar pameran seperti di Thailand dan Vietnam," terangnya.

Bambang mengatakan setiap berlangsung pameran, masyarakat setempat menyambutnya sangat positif dimana hasil karya batik tulis yang dipamerkan pasti habis diborong.

"Bahkan saat pemeran di Latvia yang dibuka sekitar pukul 16.00 waktu setempat, antrean pengunjung masih memanjang sekitar 500 meter hingga pukul 01.00 dini hari," katanya.

Bahkan, batik untuk pelengkap pameran, ikut diburu pembeli, meskipun harus menunggu pameran berakhir.

"Ini sebagai bukti bahwa batik merupakan karya bangsa Indonesia, sehingga melalui kegiatan tersebut mereka tahu dan mengerti karya seni budaya milik bangsa ini," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman Wahyudi Heru Santosa.

Wahyudi mengatakan, tak perlu mengkhawatirkan klaim negara lain, karena kegiatan-kegiatan seperti di Sleman itu sudah menjadi bukti bahwa batik milik Indonesia. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009