Mamuju (ANTARA News) - PLN Cabang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat mengakui jika selama ini tidak maksimal dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang ada di wilayah itu.

"Kami minta maaf kepada seluruh masyarakat Mamuju jika dalam kondisi yang sangat dibutuhkan tidak bisa memberikan pelayanan listrik secara maksimal," kata Kepala PLN Cabang Mamuju ,Khening Kyat Pamungkas di Mamuju, Minggu.

Ia mengatakan, tidak maksimalnya pelayanan listrik di Mamuju, karena pasokan listrik yang masuk ke wilayah Sulbar dari pembangkit listrik PLTA Bakaru, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan juga semakin berkurang.

"Debit air di sungai Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulbar sebagai pembangkit listrik di PLTA Bakaru berkurang sehingga daya energi listrik yang dihasilkan PLTA Bakaru juga berkurang," ujarnya

Oleh karena itu, kata dia, pasokan listrik ke wilayah Provinsi Sulbar, termasuk di Kota Mamuju yang besarnya sekitar 25 persen dari energi listrik yang dihasilkan PLTA Bakaru Pinrang juga berkurang.

"Itulah sebabnya sehingga di Mamuju seringkali terjadi pemadaman listrik karena keterbatasan beban yang dipasok dari PLTA Bakaru tersebut ke wilayah ini," ujarnya.

Menurut dia, dengan diresmikan gardu induk PLN Mamuju yang menelan anggaran sekitar Rp135 miliar, tidak akan mampu membendung terjadinya pemadaman listrik karena gardu induk PLN Mamuju tersebut hanya menampung daya energi listrik dan mendistribusikan ke pelanggan masyarakat dan bukan sebagai pembangkit energi listrik.

"Meskipun gardu induk dan energi listrik ditampung gardu induk, tetapi energi yang dihasilkan dari pembangkit pasokannya kecil juga tidak akan mampu membendung pemadaman listrik di wilayah ini," katanya

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat yang ada di wilayah ini agar dapat memahami pelayanan yang diberikan PLN Mamuju yang kurang maksimal, karena pemadaman listrik selama ini diluar kesengajaan.

Sementara itu, pelayanan listrik di Mamuju banyak dikeluhkan warga di Mamuju karena dalam sehari dapat padam hingga tiga kali selama dua jam.

"Kami dirugikan dengan pemadaman ini karena membuat omzet pendapatan kami menjadi berkurang," kata Yaya ,salah seorang pengusaha warnet. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009