Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kesehatan Republik Indonesia (RI) dan Departemen Kesehatan Republik Sudan menjalin kerja sama di bidang kesehatan termasuk diantaranya dalam penyediaan obat-obatan dan pengembangan sumber daya manusia sektor kesehatan.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dan Menteri Kesehatan Republik Sudan Tabita Botros Shokai menandatangani nota kesepahaman kerja sama tersebut di gedung Departemen Kesehatan Jakarta, Senin pagi.

"Rencana kerja sama ini sudah dibahas sejak lama. Program kesehatan mereka belum semaju di sini. Jadi mereka ingin belajar bagaimana menangani bencana, menurunkan kematian ibu, serta menyediakan kebutuhan tenaga kesehatan dan obat-obatan," kata Siti Fadilah Supari ketika menjelaskan kerja sama dengan negara dari Afrika itu.

Ia menambahkan, dalam hal ini selain bertukar pengetahuan mengenai pengembangan program kesehatan, penyediaan tenaga kesehatan dan penanganan bencana, maka pemerintah Indonesia juga akan membantu penyediaan obat-obatan dan vaksin bagi pemerintah Sudan.

"Nanti kita akan suplai obat-obatan ke sana," kata Menteri Kesehatan yang pada kesempatan itu didampingi Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan Lily S Sulistyowati.

Kedua negara juga akan melakukan kerja sama dalam riset medis, manajemen rumah sakit dan penanggulangan penyakit menular.

Usai penandatanganan nota kesepahaman, kedua negara akan menyusun pengaturan-pengaturan spesifik, program serta proyek-proyek di bawah nota kesepahaman tersebut.

Pejabat dari kedua negara selanjutnya akan membentuk kelompok kerja (pokja) yang akan menetapkan bentuk, metode dan batasan kerja sama serta menganalisis hasil kerja sama.

Selain dengan Sudan, Departemen Kesehatan juga menjalin kerja sama dengan negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara atau ASEAN serta Amerika Serikat dan Australia. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009