Sydney  (ANTARA News) - Menteri Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia Christopher Evans mengatakan banyak warga Indonesia yang bermigrasi ke negaranya umumnya adalah orang-orang yang berhasil.

"Banyak orang Indonesia merupakan migran yang berhasil dan menjadi warga negara Australia yang sukses. Kami melihat jumlah pengusaha dan mahasiswa Indonesia ke Australia cenderung meningkat," katanya, di Sydney, Senin.

Kepada ANTARA, Republika dan TV One yang menemuinya seusai acara pengukuhan 30 orang warga negara baru Australia di Parramatta, Sydney, Senin, Menteri Evans mengatakan segala persyaratan untuk bisa menjadi warga negaranya berlaku bagi siapa pun, termasuk para pemohon dari Indonesia.

Selain kehadiran para migran Indonesia yang kemudian menjadi warganegara Australia, hubungan kedua bangsa terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir, katanya.

Pemerintah kedua negara bahkan telah menandatangani perjanjian kerja sama pemberlakuan visa berlibur dan bekerja bagi kalangan pemuda terdidik Australia-Indonesia, katanya.

"Ini satu langkah besar dalam mendorong rakyat kedua negara untuk saling bergerak," katanya. Dalam hal ini, pihaknya mendorong partisipasi kalangan muda terdidik Australia, termasuk mereka yang kini belajar bahasa Indonesia di Yogyakarta, untuk memanfaatkan peluang ini dengan bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris.

"Kami mendorong mereka ikut memanfaatkan adanya visa berlibur dan bekerja, apalagi banyak orang Australia yang berlibur di Indonesia. Dengan mereka bekerja, mereka dapat mengenal langsung budaya Indonesia," katanya.

Sementara itu, terkait dengan acara pengukuhan 30 orang warga negara baru Australia yang berlangsung di kompleks Wisma Pemerintah Parramatta, Sydney, itu, Menteri Christopher Evans mengatakan, Australia adalah negara dengan penduduk yang sangat multibangsa dan multibudaya.

Bahkan banyak di antara para anggota kabinet pemerintahan Perdana Menteri Kevin Rudd berasal dari latar belakang budaya yang beragam. Menteri Urusan Perubahan Iklim dan Air, Penny Wong, misalnya, berasal dari Malaysia sedangkan dirinya berlatar belakang Wales, katanya.

Kepada 30 warga negara baru Australia itu, ia berpesan bahwa Australia kini sudah menjadi "negara" dan "rumah" mereka sehingga mereka terikat dengan berbagai hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Dua di antara 30 warga negara baru Australia itu adalah Rudy dan Rosliana Yulia asal Indonesia. Adapun 28 orang lainnya berasal dari Iran, Amerika Serikat, Mesir, India, Pakistan, Bangladesh, Perancis, Afrika Selatan, Inggris, Filipina, Malaysia, Rusia, Korea Selatan, Liberia, China, Kanada, Kolombia, Syria, Latvia, dan Polandia.

Australia kini berpenduduk 22 juta orang. Dari jumlah itu, sekitar 6,6 juta orang di antaranya adalah para migran yang berasal dari 200 negara dari seluruh pelosok dunia. Selain bahasa Inggris, mereka juga berbicara dalam lebih dari 300 bahasa ibu yang berbeda. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009