Baquba (ANTARA News/AFP) - Hujan pemboman di Irak Selasa menewaskan 10 orang, termasuk dua tentara Irak dan pemimpin satu milisi Arab Sunni yang bersekutu dengan AS.

Empatbelas orang yang lain terluka dalam serangan di desa Buhruz, di timurlaut Baghdad, dan di pusat minyak Kirkuk di Irak utara, kata pejabat keamanan dan medis.

Dalam insiden paling mematikan itu, seorang pembom bunuh diri meledakkan ikat pinggang penuh bahan peledak di sebuah kedai kopi di Buhruz, 15 KM di selatan Baquba di provinsi Diyala, yang menewaskan delapan orang dan menyebabkan 10 orang yang lain terluka.

"Kami telah menerima delapan mayat, dan 10 orang lain yang terluka," Dr Ahmed Alwan dari Rumah Sakit Pusat Baquba memberitahu AFP, dan menambahkan para korban itu pria.

Seorang pejabat dalam komando operasi Baquba, yang merupakan pusat keamanan bersama polisi-militer untuk Diyala, memastikan korban tersebut, dan berbicara tanpa menyebut nama.

Di antara mereka ang tewas adalah Laith Mishaan, pemimpin satu dari banyak milisi Sunni yang berbalik melawan al Qaida dan bersekutu dengan AS. Perubahan itu dianggap sebagai penting untuk mengakhiri pertumpahan darah sektarian massa yang melanda Irak pada 2007 dan 2008.

Salah seorang pengawal Mishaan juga tewas, sementara satu lainnya terluka.

Serangan di kota yang dominan Sunni itu menyusul pemboman di kota itu satu hari sebelumnya yang menyebabkan dua anak laki-laki kepala desa tersebut tewas dan satu lainnya terluka.

Sementara itu, di dekat Kirkuk, di pusat tanah yang diperselisihkan antara wilayah otonomi Kurdistan Irak dan pemerintah pusat, dua tentara Irak tewas akibat bom di tepi jalan yang menghantam patroli mereka.

"Dua tentara Irak tewas dan empat yang lain terluka dalam ledakan yang ditargetkan terhadap patroli militer," kata Brigadir Jenderal Sarhad Qader, kepala polisi provinsi yang memimpin keamanan di luar kota Kirkuk.

Serangan itu terjadi di kota Al-Rashad, sekitar 50 Km di barat Kirkuk.

Qader menambahkan bahwa di timurlaut Kirkuk, polisi telah menangkap yang diduga seorang pemimpin kelompok gerilyawan yang beroperasi di daerah itu yang dikenal sebagai Ansar al-Sunna.

Meskipun serangan di Irak secara keseluruhan menurun secara dramatis dari tahun lalu, kekerasan di Mosul dan Baghdad masih biasa.

Kematian karena kekerasan di Irak menurun dengan lebih dari separuhnya pada September dari bulan sebelumnya, dengan 200 orang tewas di negara itu, korban bulanan terendah sejak Mei.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009