Surabaya (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Sriwijaya Air siap mengoptimalkan empat rute penerbangan regional baru pada tahun 2010 karena besarnya permintaan pasar di kawasan tersebut.

"Rencananya kami membuka rute penerbangan ke Kuala Lumpur Malaysia, Guangzhao, Perth Australia, dan Timur Tengah," kata "Public Relation Manager" Sriwijaya Air, R. Hanna Simatupang, saat ditemui ANTARA, di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, potensi di sejumlah negara tersebut sangat besar terutama segmentasi pasar pebisnis.

"Pembukaan rute regional di empat kawasan itu untuk membidik pasar dari sentra bisnis di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Ujung Pandang," ujarnya.

Ia optimistis, pada pertengahan tahun depan rute penerbangan ke Guangzhao sudah mulai beroperasional. Frekuensi penerbangannya berkisar antara tiga dan empat kali dalam seminggu.

"Tingkat keterisian kursi penumpang `load factor` di rute itu ditargetkan sekitar 85 persen, mengingat tingginya pencapaian `load factor` maskapai lain yang lebih dulu membidik rute tersebut," katanya.

Untuk kelancaran operasional di rute regional itu, ia menyebutkan, akan mendatangkan enam armada baru yang terdiri dari Boeing seri 400, 500 dan 800.

"Nilai investasi keenam armada itu berkisar antara 2 juta dolar Amerika Serikat dan 6 juta dolar AS per unitnya," katanya.

Selain mengoptimalkan rute regional, ia menyebutkan, rute penerbangan nasional juga dibidik maskapai yang tahun ini memiliki 23 pesawat dan melayani 35 rute penerbangan.

"Bidikan pasar nasional kami lakukan untuk memperluas pangsa pasar di kawasan Indonesia Timur seperti terbang ke Ternate, Manokwari, dan Sorong pada pertengahan tahun 2010," katanya.

Upaya itu, tambah dia, dalam rangka mencapai target penumpang tahun ini 6 juta orang. Pihaknya meyakini penumpang yang diterbangkan pada tahun ini bisa melebihi target karena, pada puncak ramai saat Lebaran lalu maskapainya sudah mencatatkan jumlah penumpang 5 juta orang.

"Dari jumlah tersebut, 60 persen penumpang dari Indonesia bagian Barat dan 40 persen dari bagian Timur," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009