Kairo (ANTARA News/AFP) - Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan, Selasa, ia akan mengeluarkan dekrit akhir pekan ini mengenai pemilihan umum 24 Januari, dalam tindakan yang tampaknya ditujukan untuk mendesak gerakan Hamas supaya menandatangani perjanjian persatuan.

"Saya akan mengeluarkan dekrit presiden setelah beberapa hari, pada 25 Oktober, untuk menetapkan 24 Januari sebagai tanggal pemilihan umum," demikian Abbas, seperti dikutip oleh kantor berita milik pemerintah Mesir, MENA.

Abbas, yang masa jabatan kepresidenannya telah berakhir awal 2009, membiarkan pintu terbuka bagi Hamas untuk menandatangani perjanjian yang diperantarai Mesir itu nanti, dalam pernyataan yang dibuat dalam pertemua tertutup dengan para redaktur surat kabar dalam satu kunjungan ke Mesir.

Jika Hamas menandatangani perjanjian persatuan itu, "kami akan mengeluarkan dekrit lain untuk mengadakan pemilihan pada 28 Juni", tanggal yang diusulkan oleh perjanjian yang ditengahi-Mesir itu, tegas pemimpin Fatah tersebut.

Pemilihan umum itu biasanya diadakan pada 25 Januari.

Abbas berada di Kairo untuk pembicaraan dengan Presiden Hosni Mubarak setelah penandatanganan perjanjian persatuan itu dengan Hamas ditangguhkan.

"Abbas sepenuhnya mendukung usul Mesir ... tapi lalu Hamas menempatkan rintangan untuk mencapai rekonsiliasi," kata Abbas kepada wartawan setelah pertemuan dengan pemimpin Mesir itu, dalam tembakan terakhir dalam perang kata dengan Hamas.

Mesir telah berjuang selama beberapa bulan untuk memperantarai perjanjian rekonsiliasi antara kedua kelompok penting Palestina itu.

Fatah telah menandatangani rancangan perjanjian yang disusun oleh Mesir itu, tapi Hamas berulangkali menangguhkan jawaban resminya, dengan mengatakan mereka memerlukan waktu untuk mempertimbangkannya.

"Kami tidak ingin mengatakan bahwa kami sepenuhnya telah berhenti untuk memajukan masalah rekonsiliasi itu. Apa yang kami prihatinkan adalah persatuan rakyat kami," ujar Abbas kepada wartawan.

"Kami dipaksa, menurut konstitusi, untuk mengumumkan sebelum 15 Oktober tanggal pemilihan agar supaya pemilihan itu diadakan sebelum 25 Januari yang akan datang," jelasnya.

Pemilihan itu sedianya untuk parlemen dan presiden, dan akan berlangsung di Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang Hamas mungkin akan cegah dengan tiadanya perjanjian.

Dalam pemilihan anggota parlemen terakhir 2006, Hamas secara tak terduga mengalahkan Fatah.

Hubungan antara kedua kelompok itu memburuk dengan cepat sebagai akibatnya dan pada musim panas 2007 Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza yang menyebabkan wilayah Palestina terbagi antara pemerintah-pemerintah yang bersaing.

Rekonsiliasi antara keduanya dianggap sebagai sangat penting bagi dimulainya lagi pembicaraan antara Israel dan Palestina.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009