Jakarta (ANTARA News) - "Di mana pun aku berada, di sanalah aku akan mengabdi, terus tersenyum untuk negeri," demikian tekad Jero Wacik dari waktu ke waktu.

Pria kelahiran Bali, 24 April 1949, itu mengaku tidak pernah merasa puas bahkan hingga akhir masa jabatannya menjemput. Ia tidak pernah merasa sukses atas pencapaiannya dalam sejumlah program kebudayaan dan pariwisata.

Menurut dia, masih menumpuk pekerjaan rumah yang harus diselesaikan berkenaan dengan dunia kebudayaan dan pariwisata.

Dalam rekam jejaknya sebagai salah satu pembantu presiden periode lalu, sejumlah prestasi baik telah berhasil ia torehkan. Wacik tercatat telah mengambil langkah berani dengan tetap mempertahankan eksistensi lembaga pendidikan di bawah naungan departemennya.

Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) di Bandung berhasil dipertahankan sesuai formatnya selama ini. Tidak hanya itu, ia bahkan sukses memasukkan pariwisata dan budaya dalam kurikulum sekolah di wilayah-wilayah tertentu.

Wacik memang terkenal dengan kegigihannya saat mengupayakan sesuatu. Saat banyak pihak meragukan kapasitasnya dalam memimpin Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Wacik tak pernah ciut.

Ia hanya tersenyum menanggapi hal itu untuk kemudian terus melaju dengan berbagai kebijakan untuk mendorong kebudayaan dan pariwisata tanah air terus maju.

Lulusan Teknik Mesin ITB dan Fakultas Ekonomi UI itu kerap dicap sebagai menteri yang menganaktirikan sektor kebudayaan dan lebih menonjolkan pembangunan pariwisata.

Demi menjawab hal itu, suami Triesna Wacik tersebut gigih membuktikan keberpihakannya pada dunia budaya tanah air. Pengukuhan batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia oleh UNESCO belum lama ini menjadi bukti nyata.

"Tidak cuma batik, pemerintah sudah lebih dulu mendaftarkan keris dan wayang ke UNESCO. Keduanya sudah dikukuhkan oleh lembaga PBB itu," katanya.

Keris telah lebih dulu dikukuhkan UNESCO pada 2005 dan wayang pun demikian pada 2003.

"Kita akan pilih karya yang menasional dan mendaftarkannya ke UNESCO," kata Wacik.

Tidak berhenti sampai di situ, demi mengapresiasi insan perfilman Indonesia, menjelang tutup buku jabatannya sebagai Menbudpar pada kabinet 2004-2009, Wacik sukses mengawal diketuk-palunya UU Perfilman oleh DPR RI.

Meski menuai pro-kontra, ia berkeras UU Perfilman harus disahkan demi semakin sehatnya pertumbuhan film di Indonesia.

"Saya orang pertama yang paling tidak suka kalau film di Indonesia mati," katanya.


Hadapi Isu Klaim

Jero Wacik boleh dibilang sosok yang berani mengambil sikap tegas atas sejumlah isu klaim produk budaya oleh negara tetangga, Malaysia.

Kedua negara memang memiliki hubungan yang unik sehingga banyak pihak cenderung berhati-hati untuk bersikap. Namun Wacik yang sempat menekuni dunia otomotif dan jasa pariwisata itu dengan tegas menyatakan protes keras.

Ketegasannya itu membuat namanya semakin dikenal masyarakat yang memang sedang merindukan sosok pemimpin yang berani bersikap.

Soal pariwisata, ayah empat anak itu adalah pakarnya. Pengalamannya mengelola tiga perusahaan jasa pariwisata menjadi modal tersendiri untuk menggarap sektor kedua terbesar penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) tanah air.

Wacik mendirikan perusahaan PT Griya Batu Bersinar dan PT Pesona Boga Suara, yang bergerak di bidang hotel dan biro perjalanan wisata. Satu perusahaannya yang lain PT Puri Ayu bergerak di bidang interior dan desain tekstil.

Karena itu, pantas bila kemudian pencapaiannya di sektor pariwisata sanggup mencatat rekor yang belum pernah dicapai pendahulunya selama ini.

Pada 2008, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai lebih dari 6,4 juta wisman dengan total devisa melampaui angka 7,5 juta dolar AS. Angka itu merupakan jumlah kunjungan wisman terbesar dalam 20 tahun terakhir.

Sementara pada 2009, target kunjungan yang ditetapkan 6,4 juta wisman dipastikan akan terlampaui hingga tutup tahun, sehingga 2010 akan menjadi penanda dinaikkannya target kunjungan menjadi 7 juta wisman sepanjang tahun.

Jero sanggup membangun optimistisme bagi sektor pariwisata di tanah air. Itu terbukti Indonesia menjadi salah satu dari sebagian kecil negara di kawasan Asia Pasifik yang mengalami pertumbuhan positif dalam sektor pariwisata.


Memangku Kembali

Jero Wacik akhirnya dipastikan untuk memangku kembali jabatan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode 2009-2014.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Wacik untuk meningkatkan citra Indonesia di mata dunia demi pariwisata tanah air yang maju.

"Citra Indonesia di mata dunia yang sudah semakin baik harus dijadikan modal untuk menggenjot sektor pariwisata agar bisa dipacu signifikan," katanya.

Pada jabatan periode mendatang, Wacik secara khusus juga diminta untuk memacu produktivitas perfilman Indonesia. "Film dapat meningkatkan citra Indonesia di mata dunia internasional," demikian Jero Wacik.

Ia menyatakan tekadnya untuk menjadi orang yang tepat, berada di tempat yang benar, dan pada waktu yang pas. Meskipun mengaku bukan orang yang sempurna, wakil sekjen DPP Partai Demokrat itu menyatakan akan selalu belajar mencapai titik yang terdekat dengan kata sempurna.

Oleh karena itu, ia menganggap pariwisata dan budaya adalah amanah bangsa yang memanggilnya untuk mengabdi dengan senyum.(*)

Oleh Oleh Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009