Tokyo (ANTARA News/AFP) - Jepang, Kamis, mendesak Amerika Serikat agar menghormati keinginan proses demokratisnya dalam pertikaian menyangkut pangkalan AS dan masalah itu tidak akan diselesaikan sebelum kunjungan Presiden Barack Obama bulan depan.

Menteri Luar Negeri Katsuya Okada mengemukakan hal itu sehari setelah Menteri Pertahanan AS Robert Gates mendesak Tokyo segera melaksanakan "rencana-rencana yang telah disepakati sebelumnya untuk membangun satu pangkalan udara AS yang baru di Pulau Okinawa, Jepang selatan.

Masalah itu menyuramkan aliansi AS-Jepang sejak pemerintah berhaluan kiri tengah berkuasa di Tokyo lima pekan lalu, berikrar akan menjalankan hubungan yang tidak mengekor Washington setelah setengah abad berada dalam kekuasan konservatif.

Pemerintah baru Jepang mengatakan pihaknya akan meninjau kembali satu perjanjian pembangunan pangkalan baru tahun 2014-- satu proyek yang ditentang banyak penduduk Okinawa yang keberatan kehadiran tentara AS dan mengeluhkan suara bising pesawat dan risiko kecelakaan.

"Keinginan penduduk Okinawa dan keinginan rakyat Jepang diutarakan dalam pemilihan-pemilihan," kata Okada di televisi, yang memperkirakan masalah itu tidak akan selesai sebelum kunjungan Obama yang menurut rencana akan dilakukan 12-14 Nopember.

"Saya kira kami tidak akan bertindak hanya menyetujui apa yang dikatakan AS kepada kami, hanya karena AS mengatakan ini, dalam satu periode waktu yang pendek."

AS, yang mengalahkan Jepang dalam Perang Dunia II dan kemudian menduduki negara itu, kini memiliki 47.000 tentara di negara itu,lebih dari separuh mereka berada di Okinawa, lokasi dari salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang itu.

Kehadiran mereka sering menimbulkan pertikaian dengan masyarakat lokal, terutama apabila para serdadu Amerika melakukan kejahatan.

Satu titik panas adalah Pangkalan Udara Korps Marinir AS di Futenma,yang terletak di di satu daerah kota yang ramai.

Berdasarkan satu perjanjian bilateral tahun 2006, fungsi-fungsi lapangan helikopter pangkalan itu akan dipindahkan ke daerah pantai Okinawa tahun 2014, sementara 8.000 Marinir akan dipindahkan ke Guam dalam satu relokasi yang sebagian akan dibiayai Jepang.

Akan tetapi, pemerintah baru PM Yukio Hatoyama dan mitra-mitra koalisi nya yang berhaluan cenderung kiri mendukung peninjauan kembali perjanjian itu dan menyarankan pangkalan itu dipindahkan dari Okinawa atau bahkan ke luar Jepang.

Gates, yang melakukan kunjungan ke Tokyo, Rabu, dengan tegas menekankan "pentingnya melaksanakan segera peta jalan yang telah disetujui itu".

Surat kabar Yomiuri memberitakan pemimpin Pentagon itu mengemukakan kepada Okada bahwa Jepang harus menyetujui pangkalan itu dipindahkan sebelum kunjungan Obama.

Okada, Kamis mengatakan Gates "mendesak dan mengatakan Jepang dan AS telah merundingkan masalah ini selama 13 tahun.

"Tetapi saya mengemukakan kepada dia bahwa kami, sebagai partai oposisi, menentang rencana itu selama bertahun-tahun," kata menlu itu kepada stasiun televisi Tokyo Broadcasting System Television.

"Dalam pemilu lalu, yang menentang rencana relokasi sekarang ini adalah semua empat daerah pemilihan di Okinawa. Ini menunjukkan keinginan demokratis rakyat saat ini."

Okada mengatakan masalah itu harus diselesaikan akhir tahun ini.

"Ini bukanlah tipe masalah yang dapat kita tunda-tunda semau kita," katanya. "Diskusi dimulai dalam prioritas pertama karena Pangkalan Udara Futenma sangat berbahaya bagi penduduk lokal.

"Kita harus segera menyingkirkan bahaya itu." (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009