Kabul (ANTARA News/AFP) - Satu tentara Amerika Serikat yang berperang melawan pejuang Taliban tewas akibat serangan bom di Afghanistan selatan, kata persekutuan pertahanan Atlantik utara (NATO) pada Kamis.

Tentara Amerika Serikat itu, yang ditempatkan di bawah Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO, tewas pada Rabu oleh bom jalanan, kata pernyataan tersebut. Tak ada rincian.

Bom buatan rumahan, yang dikenal dengan IED dan dipasang di jalan, menjadi pembunuh utama tentara asing di di Afganistan, kata pemimpin politik Barat.

Sekitar 419 tentara asing, termasuk 253 dari Amerika Serikat, tewas pada tahun ini, kata angka kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas laman mandiri icasulaties.org, yang mennghitung kematian pasukan gabungan tersebut.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mempertimbangkan permintaan panglima utama di negara terkoyak perang itu atas tambahan 40.000 tentara untuk melawan pejuang tersebut.

IED menjadi senjata utama Taliban dalam peningkatan perlawanan terhadap lebih dari 100.000 tentara asing di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afganistan.

Laman mandiri icasualties.org, yang senantiasa menghitung, menyatakan 417 tentara asing tewas di Afganistan pada tahun ini, sementara 294 pada 2008.

Peledak rakitan IED menjadi senjata terpilih pejuang Taliban dalam perlawanan kian mematikan di Afganistan, dengan jumlah tertinggi tentara asing tewas di negara tersebut pada tahun ini.

Bom rakitan dikenal dengan IED itu mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, kata tentara.

Pemimpin tentara menyatakan mencoba mengembangkan cara baru untuk berurusan dengan ancaman IED, tapi mendapati bahwa Taliban sudah mengubah siasat dengan cepat.

IED biasanya buatan sendiri, yang diledakkan oleh kendali jauh dan sering berserakan di jalan dan jalan raya, yang dipakai tentara asing, khususnya di kubu Taliban di propinsi Helmand dan Kandahar.

Senator Amerika Serikat John Kerry mengatakan, adalah tidak bertanggungjawab mengirimkan tentara tambahan Amerika Serikat ke Afganistan pada saat ini, di tengah kedalaman kemelut pemilihan umum, yang menjadikan keabsahan pemerintah Kabul dipertaruhkan.

Amerika Serikat hendaknya tidak meneruskan siasat barunya terhadap Afganistan, yang bertekad menambah besar sumberdaya negara adidaya itu, termasuk puluhribuan tentara, tanpa jaminan utama jelas dari Kabul, kata Kerry dalam wawancara dengan televisi jaringan berita CNN, yang ditayangkan Minggu.

Kerry, tokoh Demokrat kalah dalam pencalonannya ke Gedung Putih pada 2004 oleh tokoh Republik George W Bush, berada di Afganistan menjelang pengumuman mengenai kemungkinan pemilihan umum putaran kedua antara Karzai dengan pesaing utamanya, mantan menteri luar negeri Abdullah Abdullah.

Obama sudah dekat pada keputusan pengiriman tentara tambahan ke Afghanistan setelah beberapa pekan mempertimbangkan saran penasehat utamanya. Itu juga sebagai dukungan umum, yang berkurang, terhadap perang tersebut.

Tentara Amerika Serikat, yang ditetapkan mencapai 68.000 tentara pada ahir tahun ini, mengalami berbagai kecelakaan berat, seperti, diserang Taliban, yang telah menghimpun kembali kekuatannya dan mendapat peluang untuk itu.

Pilihan itu di antara yang dipertimbangkan untuk mengikuti gambaran suram paparan panglima tertinggi Amerika Serikat dan NATO di Afganistan, Jenderal Stanley McChrystal, dan menyetujui siasat kontra-perlawanan, yang memerlukan sedikit-dikitnya 40.000 tentara tambahan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009