Makassar (ANTARA News) - Pembangunan mega proyek "Centerpoint of Indonesia (COI)" yang dilakukan secara bertahap selama lima tahun (2009-2013) di kawasan Pantai Tanjung Bunga, Makassar, tetap dilaksanakan meski pun dana APBN 2010 untuk kegiatan revitalisasi pantai tidak dianggarkan tahun depan.

Megaproyek COI tetap jalan sesuai rencana walau pun dana penimbunan laut pantai tersebut tidak dianggarkan dalam APBN 2010 yang jumlahnya puluhan miliar rupiah," kata Kepala Dinas Prasarana Wilayah Sulsel, Abdul Latif di Makassar, Jumat.

Menurutnya, ada pengaruh terhadap proyek ini jika anggaran reklamasi pantai dibekukan tahun depan tetapi masalah itu bisa diatasi apabila Pusat bisa membantu kelancaran penimbunan kolam pantai tersebut melalui anggaran departemen yang terkait dengan proyek ini.

"Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo sedang mengupayakan proyek penimbunan pantai bisa terlaksana tahun depan yang dananya dari Pusat," katanya seraya menambahkan, realisasi fisik dan keuangan reklamasi pantai, baru 10 persen dan Rp10 miliar dari jumlah anggaran di sektor ini Rp100 miliar.

Sedangkan secara keseluruhan fisik proyek COI hingga saat ini baru sekitar 0,1 persen dengan alokasi dana yang sudah terpakai Rp10 miliar dari investasi megaproyek itu seluruhnya Rp900 miliar lebih.

"Kita harapkan tahun depan pemerintah Sulsel memperoleh dana revitalisasi pantai dari Pusat sehingga infrastruktur lainnya bisa dibangun bersamaan dilanjutkannya penimbunan kolam laut proyek COI yang memiliki areal seluas 12 hektar itu," ujarnya.

Tahun 2010, di kawasan proyek COI akan dibangun infrastruktur jembatan berukuran 40 x 40 meter dengan dana APBD sebesar Rp20 miliar serta peningkatan pekerjaan jalan dengan dana APBN puluhan miliar rupiah, sebagai sarana pendukung utama bagi kelancaran berbagai sektor pembangunan di kawasan itu.

Di kawasan COI akan dibangun istana Presiden, mesjid termegah di Asia, hotel, restoran, mall, menara, lapangan golf bertaraf internasional dan sarana olahraga lainnya.

Keberadaan COI di Makassar untuk membangun peradaban masa depan Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan yang lebih maju sebab Makassar sejak jaman Belanda dikenal sebagai pusat perniagaan di kawasan timur Indonesia, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009