Sydney (ANTARA News/AFP) - Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengatakan dia telah mengangkat masalah penahanan eksekutif pertambangan Stern Hu dalam pembicaraannya dengan PM China Wen Jiabao, karena kasus itu menjadi "persoalan yang memprihatinkan" bagi Australia.

Rudd bertemu dengan pemimpin China itu di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur di Thailand, Sabtu, di mana mereka membahas perubahan iklim dan perdagangan berkaitan dengan masih ditahannya perunding bijih besi Rio Tinto di Shanghai.

Stern Hu, pemegang paspor Australia, ditahan bersama dengan tiga rekannya yang lain dari Rio Tinto, Juli lalu, dan menghadapi tuduhan melakukan kegiatan spionase dan penyuapan.

"Dalam pembicaraan saya dengan PM Wen, saya menyatakan bahwa kami terus melakukan konsultasi mengenai kasus itu, yang perlu akan diselesaikan oleh kedua menteri luar negeri kami. Dan ini termasuk juga para perwakilan perusahaan Australia Rio Tinto," kata Rudd.

"Tujuan saya dalam mengangkat masalah itu hari ini adalah sederhana, yakni untuk menyoroti fakta bahwa masih terus berlangsungnya kasus ini membuat Australia prihatin," katanya kepada para wartawan di Thailand, Sabtu.

Penahanan kepala perunding Rio Tinto soal harga bijih besi di Shanghai itu, telah mencuatkan ketegangan diplomatik antara Australia dan China dan mengirim pesan buruk kepada kalangan dunia usaha.

Hu semula dihadapkan pada tuduhan-tuduhan lebih serius berupa pencurian rahasia negara, namun Beijing kemudian memperlunak kasus yang sebelumnya dianggap Australia sebagai "tekanan internal" terhadap upaya-upaya diplomatiknya.

Pada Jumat, para pejabat Australia mengkonfirmasikan bahwa pemeriksaan terhadap Hu telah diperpanjang, namun detil sepenuhnya tuduhan-tuduhan terhadapnya mungkin tidak akan pernah diketahui sampai dia dihadapkan ke pengadilan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009