Liverpool (ANTARA News) - Sir Alex Ferguson memperingatkan rival-rival Manchester United di Liga Premier bahwa kekalahan timnya 2-0 dari Liverpool hanya akan menguatkan tekad mereka merebut titel juara liga.

Dua gol di babak kedua dari Fernando Torres dan David Ngog di Anfield, Minggu malam, membuat sang juara bertahan mengalami kekalahan pertamanya dalam 12 laga terakhir.

Ferguson harus mengakui bahwa United bermain di bawah performa dan kurang menggigit, namun sang manajer yakin frustasi karena kekalahan yang membuat Chelsea berada dua poin di atas mereka di puncak klasemen itu, hanya akan memacu semangat mereka menjadi lebih keras untuk menggapai juara.

Kendati setiap kekalahan dari tim yang paling dibenci United itu senantiasa mengganjal hati Ferguson, pria Skotlandia tersebut tahu pasti bahwa klubnya pernah juga dibantai dua kali oleh pasukan Rafa Benitez musim lalu tetapi ujung-ujungnya merekalah yang tetap menjadi juara liga.

Mereka bangkit dari kekalahan 4-1 melawan The Reds di Old Trafford, Maret lalu, dengan menyeruak ke garis finis perburuan gelar dan Ferguson memperkirakan hal itu terjadi lagi musim ini.

"Kami akan selalu bangkit. Itulah hal terpenting dari klub kami. Kami selalu melakukan itu. Itu bukan hal yang tak biasa bagi kami. Kadangkala anda mesti kecewa. Tahun lalu kami kalah 4-1 dari Liverpool di kandang, lalu menemukan lagi iramanya dan bergerak memenangkan liga, itulah tantangan kami," kata Ferguson.

Setelah empat kekalahan berturut-turut, Liverpool tahu bahwa kekalahan berikutnya akan mengakhiri harapan mereka mencapai tangga juara, sehingga tak mengagetkan jika Javier Macherano, Fabio Aurelio dan Lucas tak ragu melakukan tekling.

Pemain tengah United Michael Carrick dan Paul Scholes kalah dalam persaingan itu, Ferguson pun mengakui mereka tidak meladeni tantangan fisik para pemain tengah Liverpool itu.

Torres menciptakan skor pembuka di menit 65 tatkala dia berhasil melewati Rio Ferdinand dan mempersembahkan akhir yang sempurna untuk tuan rumah.

Hari buruk bagi United bertambah buruk setelah bek asal Serbia Nemanja Vidic, yang sebelumnya telah diganjar kartu kuning, diusir dari lapangan setelah mengganjal Dirk Kuyt. Itu adalah kartu merah ketiganya selama bertanding melawan Liverpool.

David Ngog menambahkan keunggulan Liverpool di masa injuri, sementara Gary Neville, yang turun sebagai pemain pengganti di menit-menit terakhir, terlihat cekcok dengan penonton tuan rumah begitu frustasi United sudah ke ubun-ubun.

"Secara keseluruhan Liverpool tampil lebih baik dan menciptakan lebih banyak peluang. Mereka pantas menang. Kami hanya sedikit menciptakan peluang. Kami membiarkan diri terpuruk oleh penetrasi kami sendiri.

"Saya pikir kami terpengaruh oleh suasana lapangan dan terluka oleh aspek hewani dari suasana itu. Pendukung mereka fanatik dan mereka telah membuat wasit tertekan di sepanjang pertandingan," kata Ferguson.

Dia memandang wasit Andre Marriner tidak mampu mengatasi tekanan di kandang Reds dan mengecam wasit karena tidak memberikan penalti di babak pertama setelah Jamie Carragher melanggar Michael Carrick.

Manakala sekor masih 1-0, Marriner, yang juga mengusir pemain tengah Reds Javier Mascherano di menit-menit akhir, hanya memberikan kartu kuning kepada Carragher padahal dia tampak sengaja menjatuhkan Michael Owen setelah mantan penyerang Liverpool itu nyaris menyamakan kedudukan.

"Saya menilai (jatuhnya) Carrick di babak pertama akan berbuah penalti, namun yang dianggap semua orang kontroversial adalah saat Carragher menjatuhkan Michael Owen di kotak penalti," kata Ferguson.

"Dia (Carragher) adalah pemain bertahan paling berpengalaman dan terbaik mereka, dan jika dia diusir keluar saat itu maka pasti akan menyulitkan mereka.

"Ketika Vidic mendapat kartu kuning pertamanya karena terbukti melakukan pelanggaran, dia diganjar untuk kedua kalinya.

"Untuk kartu kuning kedua, saya tak melihatnya sebagai pelanggaran keras, itu lebih dari sekedar gangguan biasa. Fakta bahwa Vidic dihadiahi lagi kartu kuning menunjukkan wasit berada dalam tekanan.

"Atmosfer (penuh tekanan) itu sulit dikendalikan oleh wasit. Saya tak tahu apakah wasit cukup berpengalaman, namun yang pasti dia mesti belajar dari itu," kata Ferguson. (*)

Sumber AFP/jafar sidik

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009