Singapura (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia, Selasa, setelah semalam tertarik turun oleh penguatan dolar AS dan ketegangan di Nigeria yang kaya minyak mentah diharapkan menurun, kata para analis.

Kontrak utama minyak mentah jenis light sweet crude di New York untuk pengiriman Desember, naik enam sen menjadi 78,74 dolar AS per barel.

Sementara harga minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Desember jatuh empat sen menjadi 77,22 dolar per barel.

Harga minyak mentah telah turun tipis dalam beberapa sesi setelah menyentuh 82 dolar minggu lalu, tingkat tertinggi sejak 14 Oktober 2008, diduukung merosotnya mata uang AS.

"Melemahnya dolar AS juga berperan dalam meningkatkan harga berbagai komoditas," kata analis Capital Economics dalam laporannya.

"Pemulihan dolar yang bersifat parsial merupakan salah satu faktor penting turunnya risiko," kata analis dari kantor konsultan yang berbasis di London.

Di perdagangan Asia, Selasa, dolar naik ke level tertinggi selama lima pekan menjadi 92,33 yen dari 92,23 di New York, Senin malam, di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve AS mungkin memberi sinyal yang lebih jelas terkait waktu untuk menaikkan suku bunga. Euro naik menjadi 1,4870 dolar dari 1,4863.

"Kami melihat dolar secara keseluruhan mengalami kenaikan dalam jangka panjang, menguat, dan lari lebih jauh," kata analis Societe Generale, Patrick Bennett.

Pengumuman "gencatan senjata tak terbatas" oleh kelompok militan di Nigeria mengurangi sebagian kekhawatiran investor terhadap potensi gangguan pasokan dari Negara Afrika itu. Nigeria adalah produsen minyak terbesar kedelapan dunia.

Kelompok Gerakan untuk Emansipasi Delta Niger (MEND) mengatakan mereka telah mengambil keputusan setelah pemerintah "menyatakan kesiapan untuk terlibat dalam dialog yang lebih serius dan bermakna dengan setiap kelompok atau individu untuk mencapai perdamaian yang abadi di Delta Niger."

Serangan MEND terhadap industri minyak Nigeria telah membantu mendatangkan malapetaka dengan tingginya harga minyak di pasar dunia dan memangkas produksi minyak negara itu untuk ketiga kalinya sejak 2006.

Tuntutan utama dari MEND adalah masyarakat setempat harus mendapat manfaat dari kekayaan minyak kawasan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009