Jambi (ANTARA News) - PSSI terus berjuang untuk memenangkan "bidding" (tawar menawar) tuan rumah Piala Dunia (PD) FIFA 2022, dengan menunjuk Ginandjar Kartasasmita yang terpilih sebagai Ketua Komite Bidding mewakili PSSI.

"PSSI juga mengirim wakilnya untuk mengikuti lokakarya berkaitan dengan persiapan proses bidding tuan rumah Piala Dunia 2022," kata Ketua Umum PSSI Nurdin Halid yang diwakili Sekretaris Komite Bidang Sumber Daya Manusia PSSI, M Zen, saat membuka musyawarah daerah luar biasa (Musdalub) Pengprov PSSI Jambi, Selasa.

Kemudian keseriusan PSSI dalam memenangkan bidding tuan rumah PD 2022 dengan mempersiapkan tiga kandidat negara yang bakal ditunjuk menjadi tenaga konsultan asing dalam komite bidding tersebut.

Dalam hal ini PSSI membentuk badan struktur Komite Bidding persiapan PD 2022 itu dengan melibatkan konsultan asing di antaranya dari Australia dan Swiss.

Memenangkan bidding tuan rumah PD FIFA 2022 sudah menjadi target PSSI bersamaan dengan menciptakan industri sepakbola yang berorientasi profit dan berprestasi di percaturan sepakbola internasional.

Dalam mencapai semua itu PSSI sudah menyusun tiga tahapan yakni mulai pada periode 2007-2011 memperkuat pondasi persepakbolaan Indonesia ke arah moderen, periode 2012-2015 pengembangan menuju standar internasional dan periode terakhir 2016-2022 tercapainya era prestasi dan industri sepakbola maju di Indonesia.

Indikator yang dirancang PSSI dalam mencapai semua itu adalah pertama aspek kualitas dan prestasi mulai dari klub yang diharapkan bisa bersaing dan berprestasi di liga Champions Asia, tim nasional yang mampu bersaing dan prestasi d kejuaraan ASEAN, Asia dan Dunia, meningkatkan individu pemain, pelatih dan wasit.

Kemudian di aspek industri mampu menciptakan klub-klub profesional yang bisa meraup keuntungan dan tidak tergantung dengan bantuan dana APBD dan menjadikan federasi sepakbola memiliki dana yang cukup menjalankan seluruh program dan atktivitas organisasi.

Selain itu, PSSI juga menjalankan strategi pencapaian melalui modernisasi organisasi dengan memantuhi secara utuh pedoman dasar yang disahkan FIFA dan yang ditetapkan PSSI dengan membuat pedoman dasar PSSI.

Pedoman dasar itu mulai dari pengurus provinsi serta membangun klub mengikuti tren organisasi sepakbola profesional di negara maju yang sesuai dalam aspek yang dikeluarkan Badan Liga Indonesia (BLI).

Penerapan manajemen profesional melalui sistem administrasi efektif berbasis IT, SDM profesional, baik pelatih, wasit, ofisial dan tenaga adiministrasi serta bermitra luas dan didukung dengan pemerintah baik pusat dan daerah dengan membangun infrastruktur lapangan dan stadion dan lainnya.

Kemudian PSSI juga berupaya menciptakan program progresif revolusioner di beberapa bidang yang dianggap penting, yakni ikut bidding piala dunia, pembinaan tim nasional selama empat tahun di Uruguay, menggulirkan liga pendidikan Indonesia seperti sekolah formal, pembinaan SSB dan menciptakan 50 ribu pelatih dan wasit.

PSSI juga terus menengakan peraturan dan etika dengan menyempurnakan kepengurusan di daerah, kode dispilin, "fair play" dan wasit serta komisi disiplin, banding danw asit harus independent dari campur tangan siapa pun dalam menegakkan peraturan dan etika.

"Untuk itu Pengprov di seluruh Indonesia menjadi salah satu dari `grand design` pembangunan sepakbola Indonesia moderen," kata M Zen.

Musdalub Pengprov PSSI Jambi selain beragendakan utama memilih ketua umum yang baru juga sekaligus pengesahan pedoman dasar PSSI dan untuk Jambi merupakan yang pertama dilaksanakan di Indonesia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009