Bandarlampung (ANTARA News) - Kantor Bank Indonesia (BI) Bandarlampung menggelar "temu responden survei dan dialog ekonomi", dengan pembicara antara lain pakar ekonomi dan keuangan perbankan Aviliani.

Manajer Humas Kantor Bank Indonesia Bandarlampung, Tb. Zubier Ramadhan, mengatakan, di Bandarlampung, Rabu, kegiatan itu akan berlangsung di Hotel Sheraton Lampung hari ini.

Ia mengatakan, kegiatan yang mengambil topik utama "Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2010" itu akan diikuti sekitar 150 peserta.

Mereka antara lain terdiri atas unsur surveyor perbankan, kalangan perbankan baik dari bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR), para pelaku ekonomi/dunia usaha, mitra kerja bank, kalangan dinas instansi, serta kalangan pers.

"Kita mengharapkan pertemuan itu dapat memberikan manfaat bagi para peserta. Paling tidak bisa memberikan pencerahan, sambil kumpul-kumpul kita mendengarkan orang pintar berbicara untuk pengetahuan kita semua tentang dunia perbankan maupun ekonomi Indonesia ke depan," katanya.

Acara akan didahului dengan "coffee morning" lalu sambutan pimpinan BI Bandarlapung, Mokhammad Dakhlan.

Selanjutnya penyampaian materi tentang "Peran Survei Mendukung Kebijakan Moneter Bank Indonesia" oleh Wiwiek S Widayat.

Kemudian "Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2010" oleh Aviliani.

Seperti diberitakan, total aset perbankan (Bank Umum dan Bank Perkreditan rakyat-BPR) di Provinsi Lampung sampai posisi akhir Agustus 2009 tercatat sebesar Rp23,2 triliun.

Angka aset itu tumbuh sebesar 4,35 persen jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2008.

Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan di Provinsi Lampung pada triwulan III-2009 juga menunjukkan perbaikan meskipun masih belum optimal.

Indikator utamanya, seperti aset, dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun, serta kredit yang disalurkan mengalami peningkatan.

Sedangkan rasio kredit bermasalah (NPL) mengalami penurunan.

Total aset perbankan di Provinsi Lampung sampai akhir Agustus 2009 sebesar Rp23,2 triliun, atau tumbuh 4,35 persen dibandingkan posisi akhir 2008.

Kemudian kredit yang disalurkan tercatat tumbuh sebesar 4,28 persen menjadi Rp16,4 triliun.

Sementara dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun perbankan di Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 4,10 persen dari Rp14,9 triliun menjadi Rp15,5 triliun.

Pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), menyebabkan rasio kredit terhadap DPK (loan to deposit ratio atau LDR) perbankan di Lampung sedikit meningkat dari 114,1 persen menjadi 114,3 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009