Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Indonesia akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur dalam negeri, salah satunya dengan menyelesaikan Jembatan Selat Sunda.

"Kita akan mengembangkan potensi dalam negeri contohnya melalui strategi menyambungkan antara Jawa dan Sumatera. Kita akan mempertimbangkan serius pembangunan Jembatan Selat Sunda," ujarnya usai pembukaan "National Summit" di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis.

Hatta menambahkan, ini adalah strategi agar komoditi Indonesia di Sumatera tidak lari ke Malaysia dan untuk menciptakan konektivitas yang baik satu kawasan Jawa-Sumatera.

Proses perbaikan dan pembangunan investasi juga dapat dipakai sebagai modal untuk koneksi Asia pada 2015 nanti, namun untuk saat ini lebih diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur dalam negeri.

"Bapak Presiden mengatakan ada usul dari Malaysia, untuk menghubungkan Sumatera dan Malaka melalui Gubernur Riau, namun kita lebih memprioritaskan jembatan Selat Sunda," ujarnya.

Selain perbaikan dan pemenuhan kebutuhan sarana infrastruktur, untuk menumbuhkan sektor investasi, Hatta menambahkan, akan memaksimalkan sektor perbankan, pasar modal dan pembiayaan negara termasuk invetasi langsung luar negeri (FDI) untuk target rata-rata 25 persen dari GDP dan mendorong target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada 2010.

"FDI kita dorong semaksimal mungkin untuk menerobos hambatan-hambatan dalam bottleneck agar kemitraan FDI tetap berjalan," ujarnya.

Pemerintah berharap target FDI 30 persen dari GDP tahun 2014 dapat tercapai dibandingkan sekarang sekitar 20 persen dari GDP, yang dapat meningkat 25 hingga 27 persen dari GDP.

"Kita perlukan minimum bergerak sampai 30 persen pada 2014 caranya dengan membuka sumbatan-sumbatan tadi," ujarnya.

Hatta mengatakan untuk memastikan bahwa yang dikerjakan dalam mengatasi hambatan serta sumbatan dalam investasi akan berjalan, akan dibentuk unit kerja presdien yang berfungsi sebagai pengawasan dan pengendalian.

"Unit ini nantinya akan bekerja 24 jam menjadi mata dan telinga presiden untuk memastikan yang kita kerjakan berjalan,"ujarnya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009