Mamuju (ANTARA News) - Pendeta Markus Lossa, tokoh Protestan Kabupaten Mamujum, Sulawesi Barat, Jumat, mengecam tindakan tentara Israel yang menyerang Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem dan menyebut tentara Israel telah menghilangkan hak manusia yang telah diberikan oleh Tuhan.

"Kita masih mengingat penyerangan yang dilakukan beberapa bulan lalu yang menelan banyak korban jiwa, termasuk anak-anak. Kali ini, mereka kembali melakukan tindakan di luar akal sehat manusia," katanya.

Ia menambahkan, yang sangat disayangkan adalah penyerangan terhadap rumah ibadah yang pada dasarnya sangat sakral.

"Mesjid Al-Aqsa adalah rumah Tuhan dan harus dijauhkan dari tindakan kekerasan, karena setiap agama melarang penggunaan tindakan kekerasan," ucapnya.

Tentara Israel, lanjutnya, justru menjadikan masjid sebagai ajang untuk mengintimidasi warga Palestina.  Markus menyebut tindakan represif tentara Israel tersebut telah melanggar hak asasi manusia, khususnya untuk menjalankan ibadah.

"Sudah jelas, karena penyerangan ini, warga Palestina sulit untuk menjalankan ibadahnya. Oleh karena itu, sudah selayaknya jika umat beragama mengecam tindakan tersebut," paparnya.

Ia mengharapkan dunia internasional memberikan perhatian yang serius untuk mengehentikan konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

Minggu pagi lalu, polisi Israel dan pemrotes Arab bentrok di kompleks tempat suci ketiga umat Islam Masjid Al Aqsa, sehingga memperburuk kondisi yang sudah bergolak di sekitar tempat yang juga menjadi tempat suci umat Yahudi.

Kerusuhan itu meletus saat polisi Israel meningkatkan pengamanan setelah pemimpin Muslim setempat menyeru negara Arab mempertahankan kompleks Masjid Al-Aqsha dari apa yang mereka sebut penaklukan Yahudi. Beberapa orang cedera dalam peristiwa tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009