Denpasar (ANTARA News)- Mengindari timbulnya konflik antarkelompok masyarakat bahkan antarnegara, merupakan salah satu upaya penting untuk menangkal terjadinya aksi terorisme.

"Kita harus mampu mengembangkan perdamaian dunia, dan ini menjadi tugas para pemimpin dan tokoh dunia untuk bersama-sama mendorong terciptanya itu," kata Ketua Presedium Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI), Jenderal Pol (purn) Da`i Bachtiar, di Denpasar, Sabtu.

Ketika melantik Dewan Pengurus Daerah (DPD) LCKI Bali, Da`i Bachtiar yang juga Duta Besar RI untuk Malaysia itu menyebutkan, aksi terorisme tidak akan muncul sepanjang masyarakat dunia bisa menjaga kerukunan dengan mencegah timbulnya konflik antargolongan, kelompok dan antarumat beragama.

"Cara mencegahnya, ya hindari konflik," kata Da`i Bachtiar, singkat, usai pengukuhan dan pelantikan pengurus DPD tersebut.

Mantan Kapolri itu mengingatkan bahwa aksi terorisme, seperti halnya kejahatan lain, perlu terus diwaspadai karena bisa datang kapan saja, dan mengancam keselamatan masyarakat.

Indonesia telah beberapa kali dijadikan sasaran dari aksi terorisme. "Karenanya, upaya pencegahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua komponen masyarakat untuk bersama-sama melakukannya," kata Da`i.

Dikatakan, aksi terorisme juga bisa mengancam keberadaan pariwisata di Bali yang selama ini menjadi andalan dunia pelancongan Indonesia.

Mengingat itu, ia mengajak masyarakat Bali untuk tetap aware terhadap hal-hal yang bisa mengancam keutuhan dan ketentraman di lingkungan masyarakat.

Da`i menilai ada tiga faktor yang melatarbelakangi munculnya aksi kejahatan terorisme. Pertama ideologi yang melahirkan radikalisme, kedua "aktor" atau pihak yang memelihara dan memiliki pengikut.

Berikutnya yang ketiga adalah isu global yang terus mendiskreditkan atau memojokkan masyarakat atau kelompok tertentu, ucapnya.

Menurut dia, isu global yang sengaja menghembuskan ketidakadilan dan ketertindasan kelompok masyarakat tertentu, bisa melahirkan antipati dan semangat radikalisme di kalangan pengikut ideologi tertentu.

"Akibatnya, mereka termotivasi isu tersebut dan bisa berbuat apa saja untuk memperjungkan mengenai apa yang diyakini, yakni melawan ketidakadilan itu," katanya, menandaskan.

"Seperti Dani (pelaku bom JW Marriott kawasan Kuningan), kalau kami lihat dia tidak punya latar belakang radikalisme, namun bisa melakukan itu setelah termotivasi oleh isu yang menyesatkan itu," ujar Da`i.

Untuk itu, lanjut Da`i, semua pihak perlu bekerja sama untuk mengurangi isu global yang mengusung tema-tema ketidakadilan terhadap kelompok masyarakat dari agama tertentu.

"Saat ini kelompok masyarakat muslim yang menjadi sasaran isu global tersebut, seperti halnya terhadap warga di Timur Tengah dan negara muslim lainnya," katanya.

Namun, ke depan bukan tidak mungkin kelompok umat lainnya yang dijadikan korban. "Tugas kita sekarang adalah untuk mengurangi isu-isu global seperti itu," ucapnya, menambahkan.

Pengurus harian DPD LCKI Bali yang dilantik siang itu antara lain Ketua Umum Brigjen Pol (Purn) Njoman Gede Suweta, Sekretaris Umum Pontas H Simamora, dan Bendara Dewa Made Kartawan.

Kepengurusan untuk masa bhakti lima tahun mendatang itu juga dilengkapi sejumlah biro dan kesekretariatan.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009