Kolombo (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Partai nasionalis Sri Lanka di Kolombo, berikrar akan melindungi pemimpin militer negerinya dengan menyampaikan protes mereka kepada pemerintah Amerika Serikat mengenai dugaan upaya AS mengajukan tuntutan kejahatan perang terhadap pemimpin militer Sri Lanka.

"Amerika Serikat tak berhak menanyai (mantan Panglima Angkatan Darat) Jenderal Sarath Fonseka. Kami akan melakuka apa saja yang mungkin untuk mengalahkan tindakan tersebut baik di dalam negeri maupun luar negeri," kata pemimpin partai sayap-kiri JVP, atau Front Pembebasan Rakyat,Somawansa Amarasinghe kepada wartawan.

Ia menanggapi laporan bahwa Fonseka, yang memimpin tentara pemerintah menuju kemenangan atas pemberontak Macan Tamil, telah diminta menghadiri penyelidikan sukarela oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengenai dugaan kejahatan perang selama tahap terakhir pertempuran militer melawan pemberontak.

Kubu nasional JHU, atau Partai Warisan Nasional, menuduh pemerintah AS berusaha menggunakan Fonseka sebagai satu sumber untuk menyeret Menteri Pertahanan Sri Lanka Gotabhaya Rajapakse ke dalam pengadilan kejahatan perang.

"Kami menyampaikan protes terkeras kami kepada pemerintah AS mengenai upaya ini. Kami akan memberi Amerika Serikat pelajaran yang tak terlupakan di Sri Lanka kalau mereka berusaha menjebak Menteri Pertahanan," kata JHU dalam satu pernyataan.

Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse pada Oktober berikrar takkan menyerahkan pejabat atau komandan militernya yang mana pun bagi pengadilan kejahatan perang apa pun.

Surat kabar Sunday Times melaporkan Fonseka, yang sedang mengunjungi putrinya yang tinggal di Oklahoma, Amerika Serikat, telah diminta datang untuk menghadiri wawancara dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Rabu.

Harian tersebut menyatakan pemerintah Sri Lanka telah menyediakan bantuan hukum buat Fonseka.

Departemen Luar Negeri AS menyampaikan satu laporan ke Kongres pada Oktober, yang berisi perincian dugaan "kekejaman" oleh kedua pihak di Sri Lanka, tentara dan anggota Macan Pembebasan Tamil Eelam, selama tahap akhir perang pada Mei tahun ini.

Laporan tersebut, yang disiapkan oleh Kantor Kejahatan Perang di Departemen Luar Negeri AS, mendaftar 170 peristiwa antara 2 dan 18 Mei.

Kebanyakan isi laporan itu didasari atas laporan internal kepada Washington dari Kedutaan Besar AS di Kolombo, citra satelit, organisasi bantuan internasional dan perwakilan media.

Sri Lanka telah memulangkan hampir 10.000 pengungsi perang ke desa mereka di wilayah utara dan timur negara pulau itu.

Pemulangan tersebut berlangsung empat bulan setelah militer mencapai kemenangan dan mengakhiri perang 25 tahun melawan separatis Macan Tamil.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009