Jakarta, 2/11 (ANTARA) - Departemen Kehutanan dan International Tropical Timber Organization (ITTO) sepakat bekerjasama mengembangkan cendana di Nusa Tenggara Timur (NTT). Perjanjian proyek kerjasama tersebut telah dilakukan bulan Agustus 2009 dan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan mewakili Indonesia, Dirjen Bina Produksi Kehutanan (BPK) sebagai Executing Agency dan Executive Director ITTO.

     Proyek kerjasama selama 3 (tiga) tahun ini akan mendukung program kegiatan terkait cendana baik yang telah ada di Dinas Kehutanan Provinsi NTT yaitu review kebijakan dan peningkatan kapasitas pengelolaan cendana, juga yang tengah dilakukan oleh UPT Dephut di Balai Penelitian Kehutanan Kupang (khususnya mengenai kegiatan penanaman bersama masyarakat dengan bibit cendana baik secara vegetatif maupun generatif hasil penelitian), dan Balai Pengelolaan DAS Benain Noelmina Kupang (khususnya penyediaan bibit generatif untuk masyarakat). Kerjasama tersebut juga akan melibatkan Universitas untuk study analisa tentang cendana dan peningkatan masyarakat untuk mendukung pengembangan cendana di Provinsi NTT.

     Kerjasama yang didanai sebesar US$718.163 tersebut dilatarbelakangi oleh menurunnya potensi cendana di NTT. Keberadaan populasi cendana saat ini sangat memprihatinkan. Tidak ada lagi kontribusi penerimaan cendana terhadap PAD Provinsi NTT. Cendana (Santalum album) merupakan spesies endemik Nusa Tenggara Timur dan merupakan komoditas cendana terbaik didunia. Sejak puluhan tahun lalu komoditi tersebut telah menjadi komoditi andalan dalam perdagangan di propinsi NTT serta telah memberikan kontribusi penting kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun beberapa tahun terakhir telah terjadi eksploitasi tanaman Cendana secara besar-besaran tetapi tidak dibarengi dengan upaya rehabilitasi atau penanaman cendana kembali secara cukup seimbang dengan eksploitasinya. Selain itu kebijakan pengelolaan cendana yang belum sempurna dan efektif sehingga belum dapat memberikan manfaat optimal terhadap daerah dan masyarakatnya.

     Kegiatan ITTO tahap pertama difokuskan untuk memperkuat kerangka kerja kebijakan, economic insentive dan kelembagaan lokal untuk pengelolaan cendana yang lestari. Output dari proyek tersebut yaitu (1) terwujudnya kebijakan yang efektif untuk pengelolaan cendana di tingkat provinsi dan kabupaten, (2) terbangunnya kerangka insentif ekonomi untuk mendukung pengelolaan cendana, (3) peningkatan kapasitas untuk pegawai kehutanan dan kelompok masyarakat dalam perencana dan pengelolaan pemanfaatan cendana, (4) peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendukung pengelolaan cendana yang lestari.

     Upaya untuk mengembalikan kejayaan Cendana di propinsi NTT ini harus dilakukan bersama oleh semua pihak, khususnya di tingkat daerah. Kemauan dan semangat menanam Cendana harus terus didorong dengan kebijakan yang tepat, dan berpihak kepada masyarakat. Keberpihakan terhadap masyarakat dinyatakan dengan memberikan kesempatan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk kesejahteraan masyarakat.

     Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan.



Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009