Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Citigroup memperkirakan inflasi Indonesia pada 2009 bisa berada pada kisaran 3,8 persen, atau masih dalam target Bank Indonesia.

"Dengan inflasi yang secara mengejutkan lebih rendah dari yang diperkirakan, ini menjadikan peluang yang semakin lebar inflasi akhir tahun bisa sekitar 3,8 persen, berada dalam target inflasi 3,5 hingga 5,5 persen," kata Johana Chua dalam publikasi ekonomi Citi yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, inflasi Oktober cukup rendah sebesar 0,19 persen (inflasi bulanan) sehingga inflasi secara tahun kalender (Januari-Oktober) hanya 2,48 persen dan inflasi tahunan (YoY) 2,57 persen berada dibawah perkiraan banyak pihak.

"Inflasi Oktober secara mengejutkan berada di 0,19 persen (inflasi bulanan) dan 2,57 persen (YoY) dibandingkan konsensus (perkiraan inflasi) 2,83 persen dimana Citi perkirakan 2,9 persen," katanya.

Ia menjelaskan, inflasi yang rendah tersebut terutama didorong oleh komponen makanan yang mengalami peningkatan harga 0,28 persen jauh lebih rendah bila dibandingkan inflasi bahan makanan pada September 1,4 persen.

Di sisi lain, pihaknya juga tidak mencatat transportasi dan komunikasi justru mengalami deflasi sebesar 0,7 persen. Hal ini berbeda dengan bulan September yang mengalami inflasi 0,9 persen.

Ia menambahkan, kondisi inflasi yang terus menurun tersebut diperkirakan tidak akan diikuti dengan penurunan suku bunga acuan BI rate. "BI untuk mempertahankan BI rate 6,5 persen, sangat diharapkan," katanya.

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan sebelumnya meyakini inflasi pada akhir tahun bisa berada di bawah empat persen, bila tidak ada gejolak harga yang sangat signifikan, terutama harga BBM.

Menurut dia, bila pemerintah mampu tetap mempertahankan harga BBM seperti saat ini, maka inflasi dibawah empat persen bisa menjadi kenyataan.

Ia mengatakan, inflasi tahun kalender Januari-Oktober hanya sebesar 2,48 persen. Untuk mencapai inflasi empat persen maka dalam dua bulan ke depan inflasi harus mencapai 1,52 persen.

Ia mengatakan inflasi 1,52 persen dalam dua bulan ke depan dinilai terlalu tinggi.

"Saya rasa inflasi 1,52 persen dalam dua bulan terlalu tinggi," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009