Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Hamas, gerakan Islam Palestina, menguji roket, yang dapat mencapai Tel Aviv dari Jalur Gaza, kata jenderal penting Israel memperingatkan pada Selasa.

Roket itu, dipercaya buatan Iran, berdaya jangkau sekitar 60 kilometer, menempatkan pusat kependudukan Israel dalam jangkauan, kata Mayor Jenderal Amos Yadlin, kepala sandi tentara.

Gerakan Hamas, yang memerintah Gaza, diduga berhasil menguji roket itu ke laut, kata Yadlin pada rapat tertutup panitia urusan luar negeri dan pertahanan parlemen, kata peserta pertemuan tersebut.

Pejuang beberapa tahun belakangan menembakkan ribuan roket ke Israel selatan, tapi sebagian besar berdaya jangkau hanya beberapa kilometer.

Tapi, walaupun mencoba memperluas persenjataan, Hamas diduga tidak siap untuk bentrok lagi dengan Israel sesudah gempuran Israel pada Desember-Januari atas Gaza sebagai jawaban untuk serangan roket pejuang tersebut, kata Yadlin.

Mereka bahkan memusatkan pikiran untuk menggalang kekuasaan atas daerah kantong pantai itu, katanya.

Pejuang Hamas merebut kekuasaan di wilayah miskin Jalur Gaza pada 2007, mengusir pasukan sekuler setia kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Sejak itu, wilayah pesisir miskin tersebut dikucilkan oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah terpisah, Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, dan Tepi Barat, yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Eropa Bersatu, Israel dan Amerika Serikat memasukkan Hamas ke dalam daftar kelompok teroris.

Sekitar 1.400 warga Palestina dan 13 orang Israel tewas dalam 22 hari serangan gencar Israel untuk menghentikan serangan roket Palestina.

Gencatan senjata itu umumnya dipatuhi meski sejumlah pelanggaran dilakukan oleh kedua pihak, namun beberapa pekan belakangan terjadi kenaikan dalam penembakan roket ke Israel dan serangan Israel ke Gaza.

Sejak Israel dan Mesir menutup perbatasan Gaza untuk semuanya, kecuali kebutuhan pokok, setelah gerakan Hamas menguasai Jalur Gaza dua tahun lalu, semakin banyak barang dagangan melewati ratusan terowongan di sepanjang perbatasan tersebut.

Lebih dari 120 orang Palestina tewas akibat runtuhnya terowongan atau oleh serangan Israel terhadap jaringan bawah tanah itu sejak Hamas menguasai Gaza, kata beberapa petugas kesehatan.

Hamas menyalahkan Israel atas pelanggaran gencatan senjata dan memperingatkan bahwa mereka akan membalas setiap serangan.

Kekerasan di dan di sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember tahun lalu.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding, yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Gerakan "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina mencakup ratusan warga dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, dilakukan bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza.

Tentara Israel melancarkan serangan udara terhadap pabrik senjata dan dua terowongan di Jalur Gaza sesudah serangan roket dari daerah kantong Palestina, kata wanita juru bicara tentara pada Kamis.

"Angkatan udara kami malam tadi menyerang pabrik senjata dan dua terowongan di bawah perbatasan dengan Mesir dan dipakai untuk menyelundupkan senjata," kata wanita juru bicara itu kepada kantor berita Prancis AFP.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009