Jeddah (ANTARA News) - Kepala Daerah Kerja Mekah Badan Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (BPIH) Subhan Cholid meminta para penyelenggara haji swasta nonkuota berkoordinasi dengan departemen agama, guna menghindari terlantarnya jemaah calon haji (calhaj) yang dikelola mereka.

"Kita baru tahu, tiba-tiba mereka sudah di sini," kata Subhan Cholid di Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, Kamis, seraya menambahkan BPIH hanya memantau dan mendata mereka supaya tidak terlantar.

Menurut Subhan, para calhaj nonkuota tersebut bisa berangkat ke Tanah Suci dan memperoleh visa haji yang diurus sendiri oleh agen-agen perusahaan penyelenggara haji swasta dengan ongkos berkisar antara Rp50 juta sampai Rp70 juta, tergantung fasilitas yang mereka terima dan lamanya ibadah haji.

"Kewenangan penuh pemerintah Arab Saudi untuk mengeluarkan visa, dan kami tidak bisa melarangnya," ujar Subhan seraya menambahkan, karena sudah ada yang mengurusnya, BPIH hanya memantau supaya pelayanan bagi para jemaah haji nonkuota itu berjalan lancar.

Menurut Kadaker, berbeda dengan haji BPIH Khusus (ONH Plus) dimana mulai pendaftaran, pembayaran biaya haji, pengurusan visa dan jadwal keberangkatan mereka yang dikoordinasikan dengan departemen agama, untuk calhaj nonkuota tersebut, departemen agama tidak tahu menahu.

Namun demikian, menurut Subhan, sejauh ini ia menyaksikan tidak ada masalah dan 80 calhaj nonkuota, Rabu (4/11) malam, telah mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Ke-80 calhaj itu sudah melewati proses pemeriksaan imigrasi dan membayar russum sebesar 1.029 Rial (Biaya akomodasi dan pemondokan selama melakukan ibadah haji di Tanah Suci) kepada "Maktab Wukala" (penyelenggara haji di Arab Saudi).

"Kelihatannya baik-baik saja, dan calon haji (nonkuota) tersebut sudah berangkat dengan bus-bus menuju Madinah," tuturnyua lagi.

Pada bagian lain Subhan mengemukakan bahwa pada gelombang kedua kedatangan calon haji Indonesia mulai 7 sampai 22 November nanti, diperkirakan akan terjadi kelambatan-kelambatan jadwal pesawat mengingat tingginya frekuensi penerbangan di Bandara KAA Jeddah.

Menurut dia, jika pada gelombang pertama hanya sekitar tujuh sampai delapan kloter pesawat yang membawa calhaj Indonesia, pada gelombang kedua nanti, akan mendarat 20 sampai 25 kloter pesawat sehari.

Bandara KAA Jeddah saat itu diperkirakan akan didarati sekitar 160 pesawat sehari yang membawa para calhaj dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Menurut catatan, sampai hari Kamis, tercatat sekitar 101.550 calhaj gelombang pertama asal Indonesia yang tiba, baik melalui Bandara KAA Jeddah mapun Bandara Amir Muhammad Abdul Aziz, Madinah.

Pada Gelombang I calhaj berkumpul untuk melakukan "Arbain" (shalat waktu 40 hari) di Mesjid Nabawi, Madinah, sementara jemaah calhaj gelombang II (sekitar 90.000 orang) yang seluruhnya mendarat di Bandara debarkasi Jeddah, langsung diberangkatkan ke Mekah (sekitar 70 Km dari Jeddah).

Sementara itu, Koordinator Urusan Penjemputan Haji Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) Arief Pramono mengemukakan bahwa sekitar 11.200 calhaj yang diberangkatkan oleh 79 biro perjalanan swasta di bawah koordinasi Himpuh sudah siap diberangkatkan setelah pengurusan dokumentasi mereka (visa dan barcode) selesai diurus. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009