Singaparna, Jabar (ANTARA News) - Aksi dukungan mahasiswa dan elemen masyarakat kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berseteru dengan Polri berlangsung tertib di alun-alun Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.

Aksi yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa dan Rakyat Tasikmalaya (KMRT) dan Tasik Corruption Wacth (TCW) dimulai dengan melakukan jalan kaki dari Cipasung hingga berpusat di alun-alun Singaparna sekitar pukul 14.00 WIB.

Aksi tersebut hanya menggelar orasi dukungan terhadap KPK yang diharapkan melanjutkan perjuangannya untuk memberantas koruptor di Indonesia.

Bentuk dukungan tersebut para aksi membagikan pita hitam kepada masyarakat yang melintasi aksi di kawasan Singaparna, sebagian membentangkan spanduk meminta tanda tangan kepada masyarakat sebagai bentuk dukungan keberadaan KPK.

Aksi dengan pengawalan polisi dan mengerahkan puluhan anggota Kepolisian dari jajaran Polres Kabupaten Tasikmalaya tampak terlihat santai dan siaga.

Para aksi tersebut selain membagikan pita dan dukungan tanda tangan juga membawa boneka buaya dan cicak sebagai simbol dari perseteruan dua lembaga penegak hukum yang belum selesai.

Sementara itu Presiden KMRT, Jamaludin, di sela-sela aksinya mengatakan aksi dukungan terhadap KPK tersebut sebagai wujud kepedulian terhadap institusi KPK yang berjasa bagi bangsa dalam memberantas koruptor.

"Kami juga membagikan pita hitam dan tanda sebagai tanda berkabung atas tercabik-cabiknya sistem hukum Indonesia," katanya.

Kata Jamaludin, aksi tersebut menuntut agar Kapolri dicopot dari jabatannya kemudian Anggodo sebagai penguasa PT Masaro termasuk Susno Djuadji dan semua unsur yang terlibat dalam rekaman diproses secara hukum.

Selain itu, kata Jamaludin, mereka juga meminta agar Bibit dan Candra dibebaskan secara mutlak dan dinyatakan tidak bersalah dan tidak perlu ditahan yang terjadi sebelumnya.

"Kami harap ada penyelesaian dan hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu," katanya.

Aksi tersebut sempat menjadi perhatian masyarakat dan pengguna jalan raya hingga akhirnya para aksi membubarkan diri secara tertib.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009