Kostratani selain menjadi pusat data juga pusat gerakan pembangunan pertanian. Sedangkan tokoh penggerak utamanya yaitu penyuluh, petani dan petugas lapangan lainnya seperti POPT, petugas Alsin, dan lain-lain,
Jakarta (ANTARA) - Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) diharapkan mampu melahirkan lebih banyak wirausaha di bidang pertanian sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan krisis pangan dengan peningkatan produktivitas petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dalam keterangannya, Selasa, menegaskan bahwa peran Kostratani sangat penting untuk pertanian di Tanah Air termasuk untuk mendorong lahirnya wirausaha di bidang pertanian.

“Kostratani selain menjadi pusat data juga pusat gerakan pembangunan pertanian. Sedangkan tokoh penggerak utamanya yaitu penyuluh, petani dan petugas lapangan lainnya seperti POPT, petugas Alsin, dan lain-lain,” katanya.

Baca juga: BNI bidik UMKM milenial sektor pertanian melalui "smart farming"

Ia mengatakan Kostratani juga terkait dengan Big Data atau data yang memiliki skala (volume), distribusi (velocity), keragaman (variety) yang sangat besar dan abadi.

“Kostratani adalah sumber data. Semua data pertanian yang dibutuhkan ada di Kostratani sehingga membutuhkan penggunaan arsitektur teknikal dan metode analitis yang inovatif untuk mendapatkan wawasan yang dapat memberikan nilai bisnis baru atau informasi yang bermakna,” ujar Dedi.

Dijelaskannya, semua sumber data dari Kostratani, seperti Data Petani, Data Kelembagaan Pelaku Utama (seperti poktan, gapoktan, KEP), Data Kelembagaan Penyuluhan (BPP dan Posluhdes), Data Ketenagaan Penyuluhan (PNS, THLTBPP, Swadaya, & Swasta) serta Materi dan Informasi Penyuluhan bisa diakses melalui sistem.

“Untuk penguatan data dan informasi program Kementan, Kostratani juga melakukan updating verifikasi validasi mengenai Data Areal Tanam, Harga Komoditas, SDM Pertanian, e-proposal, Data Komoditas Ekspor, juga Data Populasi dan Produksi,” katanya.

Baca juga: Hipmi siap bersinergi dengan Kemenpora lahirkan 5.000 wirausaha muda

Menurut Dedi, updating verifikasi validasi di Kostratani juga meliputi Data Statistik Pertanian, Data Potensi Wilayah, Data Standing Crop, Data Petani dan Pengusaha Pertanian Milenial by NIK, Data Kelembagaan Penyuluhan, Data Ketenagaan Penyuluhan, dan Data Kelembagaan Petani.

Sementara itu sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian, Kostratani bertugas melakukan pendampingan dan pengawalan gerakan pembangunan pertanian, kolaborasi penyuluh pertanian dan petugas teknis fungsional lainnya, manajemen gerakan pembangunan pertanian di kecamatan, juga peran dan dukungan Kostrada, Kostrawil, serta Kostratanas.

“Kostratani juga melakukan pendampingan dan pengawalan gerakan pembangunan pertanian, seperti percepatan pencapaian target program dan kegiatan pembangunan pertanian, memantau ketersediaan benih, pupuk, alsintan, teknologi, pembiayaan, pangan, dan informasi harga,” katanya.

Baca juga: Mentan: Dukungan perbankan dibutuhkan untuk gerakkan ekonomi petani

Kostratani juga untuk melakukan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian di WKPP, serta melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan pembangunan pertanian yang intensif.

Penyuluh pertanian juga memiliki peran untuk melakukan update data lapangan secara berkala terkait tugas dan fungsinya, melakukan verfikasi data sesuai dengan pemberitahuan dini terhadap validitas data, membangun jejaring komunikasi aktif dengan para pihak mitra kerja.

“Penyuluh juga berperan dalam sosialisasi dan edukasi ProPaktani kepada masyarakat, melakukan pengawalan proses penentuan CPCL ProPaktani,” katanya.

Selain itu juga untuk melakukan pengawalan dan pendampingan pelaksanaan Propaktani, memediasi dan membukakan akses petani pada sumber saprodi, permodalan, pasar, dan melakukan monitoring dan menyampaikan laporan capaian di lapangan kepada dinas yang menjalankan urusan sektor pertanian kabupaten/kota.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan peran Kostratani sangat dibutuhkan khususnya untuk membantu petani meningkatkan produktivitas.

“Target kita yaitu peningkatan produktivitas 7 persen per tahun. Ini terjadi kalau ada yang menggerakkan. Dan yang menggerakkan itu tentunya penyuluh dan petani dengan didukung Kostratani,” katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020